Rabu, 08 Juli 2009

Keabsahan Pemilu Bisa Bermasalah

REPUBLIKA NEWSROOM




Keabsahan Pemilu Bisa Bermasalah

By Republika Newsroom



Rabu, 08 Juli 2009 pukul 17:20:00 Font Size A A A


EDWIN/REPUBLIKA JAKARTA -- Pemilihan Presiden 2009 berlangsung tertib. Hasil hitung cepat pun mayoritas menunjukkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono menang cukup telak.

Namun pengamat pemilu, Ray Rangkuti, tetap memermasalahkan data Daftar Pemilih Tetap (DPT) pilpres. ''Saya pertanyakan keabsahan pilpres 2009,'' kata Ray, saat dihubungi, Rabu (8/7).

Ia jelaskan, ada sejumlah indikasi keabsahan pilpres. Pertama, sedari awal DPT terus bermasalah. Sejak pemilu legislatif hingga pilpres, tak ada angka pasti DPT yang bisa diterima semua pihak.

Bahkan sehari sebelum pencontrengan, Komisi Pemilihan Umum mengakui ada 11,1 juta identitas pemilih ganda di DPT. ''Jadi yang digunakan KPU ini DPT mana? DPT 8 Juli yang 176 juta atau sudah dikurangi 11,1 juta. Ini belum ada klarifikasi,'' kata Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia ini.

Indikasi lain, lanjut dia, soal netralitas KPU. Beberapa peristiwa seperti spanduk sosialiasi yang menunjuk ke salah satu kandidat, selebaran sosialisasi cara memilih yang juga berpihak ke salah satu kandidat, hingga terakhir ada pesan singkat anggota KPU ke Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie.

Ray menilai, masalah-masalah ini akan mengganjal keabsahan pemilu. Meski ia akui, pilpres berjalan tertib dan relatif lancar. Ia meminta KPU dan Badan Pengawas Pemilu bertanggungjawab menjelaskan masalah-masalah di atas. evy/ism

Tidak ada komentar: