Senin, 31 Agustus 2009

Hilangnya Kekuatan Oposisi

BERITA KOTA


Hilangnya Kekuatan Oposisi


Senin, 11 Mei 2009 00:58

PDIP Merapat Ke PD

Langkah PDIP merapat ke PD dinilai cukup realistis. Di sisi lain, SBY mengakui peluang terjadinya koalisi antara PD dengan PDIP sangat terbuka.

SIKAP PDIP yang membuka komunikasi politik dengan Partai Demokrat dicermati kalangan analis politik. Jika pada akhirnya PDIP memutuskan bergabung dalam koalisi bersama Partai Demokrat, partai itu dinilai akan mengalami mati suri. “Langkah ini juga akan menjerumuskan PDIP pada Pemilu 2014,” kata Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti dalam diskusi Forum Inteligensia Bebas bertajuk “Menakar Kontestasi SBY-Hatta, Prabowo – Rizal dan JK-Wiranto di Jakarta, Minggu (10/5).

Menurut dia, pemilih PDIP pada pemilu lalu tentu berharap partai berlambang banteng moncong putih itu bakal mengusung calon presiden sendiri pada Pilpres 2009. Mereka pasti kecewa jika akhirnya PDIP justru bergabung dengan Demokrat. “Dengan bergabung bersama Demokrat, berarti PDIP mengkhianati pemilih dan membelokkan janji-janji kampanye mereka,” kata Ray. Karena itu, lanjutnya, sebaiknya PDIP tetap mengajukan pasangan capres-cawapres sendiri, terlepas apakah tokoh yang diajukan itu Megawati atau tokoh lain. Pendapat senada dikemukakan pengamat politik dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina Herdi Sahrasad. Menurut dia, jika Megawati dan PDIP merapat ke Demokrat maka akan terjadi “tragedi politik”. Tidak akan ada lagi kekuatan oposisi dalam arena politik Indonesia setelah pilpres nanti. Herdi menambahkan, sebaiknya Blok Teuku Umar mengusung capres-cawapres sendiri berhadapan dengan pasangan yang diajukan Demokrat. Mengingat peluang Megawati untuk menang tidak terlalu besar, kata Herdi, PDIP dapat mendorong tokoh lain, misalnya Prabowo Subianto-Rizal Ramli untuk maju. ’Mega sebaiknya mengambil posisi sebagai ‘Ibu Bangsa’ sekaligus ‘Ibu Perubahan’,” katanya.

Menurut dia, pasangan Prabowo-Rizal Ramli akan menjadi pesaing serius bagi Susilo Bambang Yudhoyono dan pasangannya. “Meminjam metafora Indonesianis Prof Jeffrey Winters, Prabowo-Rizal Ramli adalah simbol perubahan, ekonomi kerakyatan, dan harapan baru,” katanya. Pandangan berbeda dikemukakan peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi. Menurut dia, langkah PDIP merapat ke Demokrat justru realistis. Menurut Burhanuddin, ada beberapa pertimbangan yang memungkinkan PDIP merapat ke Demokrat. Pertama, elektabilitas SBY lebih tinggi dari Megawati.

Kedua, PDIP bisa memeroleh insentif menguntungkan, misalnya mendapat jatah sejumlah kursi menteri di kabinet. Ketiga, membuktikan kepada Partai Golkar bahwa PDIP bisa berkoalisi dengan siapapun.

Burhanuddin menilai, deklarasi Jusuf Kalla-Wiranto jelas melukai PDIP karena mengunci posisi PDIP dan Gerindra. Pada 2004, PDIP juga sakit hati karena Golkar, yang bersama PDIP membentuk Koalisi Kebangsaan, justru meninggalkan PDIP menjadi oposisi sendirian.

Menurut Burhanuddin, PDIP mungkin mengajukan capres sendiri jika Gerindra mau menurunkan target. Namun, jika Gerindra tetap memaksakan Prabowo sebagai capres, bukan tidak mungkin PDIP benar-benar merapat ke kubu Demokrat. Di tempat terpisah, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan peluang terjadinya koalisi antara Partai Demokrat dan PDIP sangat terbuka dalam pemerintahan dan di parlemen ke depan.

“Saya rasakan komunikasi berjalan (dengan PDIP). Ada jalan yang cukup terbuka untuk kemungkinan bisa bersama-sama dalam upaya lanjutkan pembangunan bangsa,” kata SBY dalam pidato sukuran di kediaman pribadi Puri Cikeas, Bogor, kemarin malam.

Menurut dia, komunikasi politik terus dilakukan dan dimatangkan Demokrat dengan pengurus PDIP dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk mewujudkan rekonsiliasi antara kedua partai itu.

Sementara itu, Sekjen DPP PDIP Pramono Anung juga mengakui telah ada pertemuan antara tim 6 PDIP dengan Tim 9 Demokrat yang diduga kuat membicarakan kesepakatan koalisi di antara kedua partai itu. O ant/rap/day

Tidak ada komentar: