Kamis, 22 Oktober 2009

Kemenangan Aburizal Sebagai Ketum Golkar Memperlemah Kekuatan Penyeimbang Pemerintahan

RRI Pro3FM




Kemenangan Aburizal Sebagai Ketum Golkar Memperlemah Kekuatan Penyeimbang Pemerintahan



Jumat, 09 Oktober 2009 07:48


Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti minta institusi sosial dan LSM meningkatkan peran kontrolnya terhadap pemerintah baru mendatang, sebab kemenangan Aburizal Bakri sebagai Ketua Umum Partai Golkar akan memperlemah sikap partai politik untuk membentuk kekuatan penyeimbang.

Bergabungnya partai Golkar kepada SBy sebagai konsekuensi logis keikutsertaan Aburizal Bakri dalam kabinet Indonesia Bersatu.

Langkah ini menjadi peringatan bagi semua institusi social dan LSM untuk segera membentuk kekeuatan penyeimbang mengantisipasi kediktatoran SBY, apalagi partai partai besar seperti PDI Perjuangan telah menyatakan kesiapan untuk berkoalisi dengan pemerintahan baru SBY Budiono dalam lima tahun mendatang.

Sejalan dengan pendapat Ray Rangkuty, Pengamat politik, Burhanuddin Muhtadi, menilai terpilihnya Aburizal Bakrie menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar dapat membuka jalan bagi koalisi dengan Partai Demokrat dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurutnya, jika diprosentasikan, peluang koalisi Partai Golkar-SBY mencapai 95 % bahkan Partai Golkar diperkirakan berpeluang mendapat dua hingga tiga menteri.

Partai Golkar dan PDI Perjuangan sebelumnya telah menggagas koalisi besar bersama partai Hanura dan Partai Gerakan Indonesia Raya. Namun setelah kemenangan SBY pada pemilu lalu membuat partai partai tersebut mulai melelah.

PDI perjuangan misalnya, sebagai partai besar PDIP pun tidak ragu ragu untuk menerima bila ditawarkan untuk masuk dalam cabinet baru sby budiono. Padahal sebelumnya partai berlambang kepala banteng ini menegaskan akan tetap menjaga budaya oposisi yang selama ini dilakukan.

Bila partai-partai besar tersebut berkoalisi dengan pemerintahan SBY-Budiono maka bukan tidak mungkin semua kebijakan strategis menyangkut dengan kepentingan bangsa akan ditentukan oleh sby tanpa control yang memadai. (Syarif/DS)

Tidak ada komentar: