Jumat, 23 Oktober 2009

Mimpi Dipanggil SBY

SUARA KARYA


Mimpi Dipanggil SBY

Diterbitkan pada 12 Oktober 2009 oleh Nurmimi

Namanya mimpi, ya syah-syah saja kan, siapapun boleh saja bermimpi dan siap-siap menjalankan tugas sebagai pembantu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan mulai memanggil para calon menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II pada Jumat (16/10). Kabinet baru pemerintahan periode 2009-2014 menurut rencana akan diumumkan SBY pada 21 Oktober 2009.

Sementara itu, sejumlah nama tokoh Partai Golkar disebut-sebut layak bergabung dalam pemerintahan SBY-Boediono, seperti HR Agung Laksono, Theo L Sambuaga, Muladi, dan sebagainya.

Hal itu dikemukakan Ketua Bidang Umum DPP Partai Golkar 2009-2015 Rully Chairul Azwar, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, dan Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti, secara terpisah, di Jakarta, kemarin.

“Yang jelas, saya ingin sampaikan, dalam minggu depan ini sudah akan mulai, Jumat lah,” kata Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjasa usai rapat di kediaman SBY di Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat, Minggu (12/10).

Hatta menyebutkan, saat ini Presiden SBY telah selesai melakukan seleksi terhadap lebih dari seratus nama yang dicalonkan menjadi menteri dalam kabinet mendatang. Setelah itu akan dilakukan seleksi terhadap nama-nama yang dianggap layak.

Boediono, sebagai wakil presiden terpilih, menurut Hatta, juga memiliki andil dalam menentukan calon menteri dalam kabinet mendatang. “Kalau dilihat Pak Boediono sering kemari (Cikeas-Red), saya tidak usah menjawab, sudah bisa terjawab sendiri,” ujarnya.

Mekanisme pemanggilan calon, kata Hatta, bisa melalui telepon dari dirinya atau dari Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. “Itu Pak Presiden dengan hak prerogatifnya akan melihat siapa saja yang kira-kira memenuhi kriteria yang diinginkan oleh Presiden untuk menduduki pos-pos tertentu. Nah, kalau sudah tentu tinggal komunikasi hubungi orangnya. Ya bisa saya yang menghubungi, bisa Pak Sudi, tidak ada masalah kalau sudah menghubungi,” ujarnya.

Hatta tidak bersedia menjelaskan tentang komposisi struktur kabinet mendatang seperti perbandingan menteri asal partai politik dan profesional, maupun apakah partai yang selama ini beroposisi dengan pemerintah akan dimasukkan ke dalam kabinet.

Ia hanya mengatakan, menteri yang terpilih harus mau menandatangani pakta integritas dan kontrak politik yang sudah selesai disusun.

Pakta integritas itu antara lain mengatur pencegahan penyalahgunaan wewenang dan perbuatan korupsi dalam proyek pengadaan di departemen yang dipimpin oleh menteri bersangkutan.

Bersamaan dengan pakta integritas tersebut, SBY sebagai presiden terpilih periode 2009-2014 juga sudah menyelesaikan kontrak politik berisi aturan main dengan partai koalisi dan program seratus hari pertama pemerintahan mendatang.

Kabinet baru pemerintahan periode 2009-2014 menurut rencana akan diumumkan SBY pada 21 Oktober 2009. Hatta mengatakan, jumlah menteri dalam kabinet baru mendatang sesuai UU Kementerian Negara tidak akan melebihi 34, di luar pejabat setingkat menteri seperti Kapolri, Panglima TNI, Jaksa Agung, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), dan Sekretaris Kabinet.

Sementara itu, Ketua Bidang Umum DPP Partai Golkar 2009-2015, Rully Chairul Azwar, mengatakan, Partai Golkar memiliki banyak kader potensial untuk masuk dalam kabinet mendatang.

“Golkar memiliki kader yang berkualitas untuk bisa menjalankan tugas dalam pemerintahan mendatang. Kita serahkan saja kepada Presiden untuk memilihnya,” kata Rully di Jakarta, Minggu.

Dia menyebutkan, sejauh ini belum ada kader yang dimintai atau mendapat panggilan secara resmi oleh Presiden. Untuk itu, semuanya akan tergantung pada Presiden sendiri.

“Masih belum ada yang mendapatkan pendekatan secara khusus. Namun, tentunya sudah ada banyak beredar nama kader Golkar yang kemungkinan masuk dalam kabinet mendatang,” ujarnya.

Menurut dia, apabila ada kader Golkar yang diminta masuk dalam kabinet, maka secara organisasi akan meminta persetujuan dari Ketua Umum DPP Partai Golkar terlebih dahulu. “Setelah mendapatkan izin, baru bisa melakukan tugas untuk mengabdikannya di dalam kabinet,” ucapnya.

Meski demikian, menurut Rully, besar kemungkinan jika kader Golkar masuk dalam kabinet, posisi politik Partai Golkar akan menyesuaikan dengan keberadaan kadernya yang ada di kabinet. Namun, kata dia, sikap kritis, objektif, dan proporsional akan tetap dijunjung tinggi.

“Di Indonesia tidak dikenal oposisi. Partai Golkar pun pernah menjalaninya pada awal era reformasi yang lalu, dengan masuk dalam kabinet meski tidak memiliki kekuatan yang cukup signifikan,” katanya.

Tiga kader Golkar diperkirakan masih akan menduduki jabatan menteri pada pemerintahan Presiden SBY mendatang. Menurut Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti di Jakarta, Minggu (11/10), terdapat sejumlah nama yang akan dipilih SBY di dalam kabinet mendatang. Di antaranya Gubernur Lemhannas Muladi. Selain itu, ada pula nama-nama dari kalangan kader senior.

Dia menilai, saat ini banyak kader-kader Golkar termasuk dari kalangan mudanya yang memiliki kemampuan untuk masuk dalam kabinet.

Menurut Ray, pemilihan nama-nama figur yang akan menduduki jabatan menteri kemungkinan tidak hanya berdasarkan faktor partai politik, tetapi juga unsur individual. (*)

Tidak ada komentar: