Rabu, 06 Mei 2009

Ajak Rakyat Pilih Caleg Orientasi Kerakyatan

RADAR SULTENG


Berita Politika

Selasa, 7 April 2009


Ajak Rakyat Pilih Caleg Orientasi Kerakyatan

JAKARTA - Setelah musim kampanye terbuka bagi parpol berakhir, kini giliran para aktivis LSM yang "bersuara". Mereka mengajak pemilih mencontreng caleg-caleg yang berorientasi kerakyatan dan antineoliberalisme.
"Dalam pengertian yang paling sederhana, mereka yang masuk golongan ini mendorong negara menjamin hak-hak dasar warganya, mulai pendidikan, kesehatan, pekerjaan, sampai perumahan," kata Ketua Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Negara Kesejahteraan (Pedoman) Indonesia Fadjroel Rahman di Hotel Grand Cemara, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, kemarin (6/4).

Fadjroel mengatakan, ketika negara sudah menjalankan visi kesejahteraan, kepentingan pasar dan pemilik modal tetap dihargai. Tapi, hak-hak dasar warga negara juga dilindungi secara penuh. Di bidang pendidikan, misalnya, dia membandingkan biaya program doktoral di Malayasia yang rata-rata hanya Rp 5 juta per semester. Jumlah itu jauh lebih murah daripada di Universitas Indonesia yang mencapai Rp 20 juta.

Gratisnya biaya pendidikan di Indonesia juga hanya untuk dua jenjang pendidikan dasar, yakni SD dan SMP. Padahal, di Malaysia, sekolah digratiskan sampai jenjang SMA.

Alih-alih berupaya menggratiskan pendidikan rakyatnya, imbuh Fadjroel, DPR dan pemerintah justru menyepakati UU Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang sangat liberal. "Caleg anti neolib seharusnya berkomitmen untuk merevisi UU BHP ini," cetusnya.

Acara bertajuk Pemilu 2009 dan Konsolidasi Kaum Antineolib yang digagas Lingkar Madani (Lima) untuk Indonesia dan Lingkar Studi untuk Demokrasi Indonesia (LS ?ADI) itu juga didukung sejumlah tokoh muda lain. Di antaranya, ekonom Inter-Café ‰man Sugema, Direktur Eksekutif WALHI Chalid Muhammad, dan Koordinator Koalisi Antiutang (KAU) Dani Setiawan. Tampak juga sejumlah caleg, seperti Yuddy Chrisnandi (Partai Golkar), Budiman Sudjatmiko (PDIP), dan Iwan Dwi Laksono (PKB).

Direktur Eksekutif Lima Ray Rangkuti menyebut rakyat harus hati-hati menentukan pilihannya. Menurut dia, tekanan ekonomi yang mengimpit masyarakat berasal dari praktik ekonomi neoliberalisme yang sudah melenceng dari amanat konstitusi.

"Jangan ragu-ragu, pilih caleg yang visinya jelas menolak sistem perekonomian liberal, menolak privatisasi BUMN, menolak bergantung pada utang, dan mendorong penghapusan utang luar negeri," ajaknya. Selain itu, imbuh dia, caleg bersangkutan mengutamakan kemakmuran rakyat dan memprioritaskan sektor pertanian dalam pembangunan nasional. (pri/tof)

Tidak ada komentar: