Minggu, 10 Mei 2009

Pengamat: PDIP "Mati Suri" Jika Gabung Demokrat

ANTARA

10/05/09 15:18 WIB


Pengamat: PDIP "Mati Suri" Jika Gabung Demokrat



Jika PDIP memutuskan bergabung dalam koalisi bersama Partai Demokrat, maka partai itu akan mengalami "mati suri" dan para pemilihnya kecewa.

Jakarta (ANTARA News) - Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menyatakan, jika PDIP memutuskan bergabung dalam koalisi bersama Partai Demokrat, maka partai itu akan mengalami "mati suri".

"Langkah ini juga akan menjerumuskan PDIP pada Pemilu 2014," kata Ray dalam diskusi yang digelar Forum Inteligensia Bebas di Jakarta, Minggu.

Dikatakannya, pemilih PDIP pada pemilu lalu tentu berharap partai "Moncong Putih" itu bakal mengusung calon presiden sendiri pada Pemilu Presiden 2009. Mereka pasti kecewa jika akhirnya PDIP justru bergabung dengan Demokrat.

"Dengan bergabung bersama Demokrat, berarti PDIP mengkhianati pemilih dan membelokkan janji-janji kampanye mereka," kata Ray.

Oleh karena itu, lanjutnya, sebaiknya PDIP tetap mengajukan pasangan calon presiden-calon wakil presiden sendiri, terlepas apakah tokoh yang diajukan itu Megawati atau tokoh lain.

Pendapat senda dikemukakan pengamat dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina Herdi Sahrasad.

Dikatakannya, jika Megawati dan PDIP merapat ke Demokrat maka akan terjadi "tragedi politik", tidak akan ada lagi kekuatan oposisi dalam arena politik Indonesia setelah pilpres nanti.

Menurut dia, sebaiknya Blok Teuku Umar mengusung Capres-Cawapres sendiri berhadapan dengan pasangan yang diajukan Demokrat.

Mengingat peluang Megawati untuk menang tidak terlalu besar, kata Herdi, PDIP dapat mendorong tokoh lain, misalnya Prabowo Subianto-Rizal Ramli, untuk maju.

"Mega sebaiknya mengambil posisi sebagai `Ibu Bangsa` sekaligus `Ibu Perubahan`," katanya.

Menurut dia, pasangan Prabowo-Rizal Ramli akan menjadi pesaing serius bagi Susilo Bambang Yudhoyono dan pasangannya.

"Meminjam metafora Indonesianis Prof Jeffrey Winters, Prabowo-Rizal Ramli adalah simbol perubahan, ekonomi kerakyatan, dan harapan baru," katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA

Tidak ada komentar: