Jumat, 15 Mei 2009

PAN Merapat ke JK-Wiranto

SUARA KARYA

PAN Merapat ke JK-Wiranto
@ Mega-Prabowo Berduet, Deklarasi SBY-Boediono Mewah



Sabtu, 16 Mei 2009


JAKARTA (Suara Karya): Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Partai Amanat Nasional Amien Rais merapat ke pasangan Jusuf Kalla-Wiranto (JK-Win). Semalam Amien dan JK melangsungkan pertemuan di kantor PP Muhammadiyah di Jakarta.

Pertemuan itu diduga membahas dukungan PAN terhadap pasangan capres-cawapres JK-Win. Usai pertemuan, kepada pers, JK mengelak bahwa pertemuan itu membahas koalisi. Secara diplomatis JK mengatakan, dirinya dan Amien Rais memiliki pemikiran yang sama.

Pembicaraan dengan Amien Rais, katanya, lebih banyak membahas upaya mempersatukan dan membangun ekonomi rakyat serta kemandirian ekonomi bangsa. "Pak Amien kan tokoh nasional, kita konsultasilah bagaimana menjalankan kemandirian bangsa," ujar JK.

Sementara itu, fungsionaris PAN Drajad Wibowo mengatakan, tidak ada kontrak politik dengan Partai Demokrat meski ada perwakilan PAN yang hadir dalam deklarasi capres-cawapres SBY-Boediono. "Meskipun ada perwakilan PAN yang datang ke acara deklarasi SBY, bisa saja itu (perwakilan--Red) dikatakan sebagai peninjau atau undangan," katanya.

Pertemuan itu sendiri berlangsung mendadak tanpa diagendakan sebelumnya. Dalam pertemuan itu, Amien Rais didampingi beberapa fungsionaris PAN seperti Drajad Wibowo dan Tjatur Sapto Edy. Sementara Jusuf Kalla hanya didampingi tokoh Golkar, Aksa Mahmud.

Sementara itu, Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono mendeklarasikan diri sebagai calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) Partai Demokrat bersama PKB, PKS, dan PPP, di gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/5), pukul 20.10 WIB.

Selang beberapa jam kemudian, capres-cawapres PDIP dan Partai Gerindra, Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto, menggelar deklarasi di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, pukul 11.35 WIB. Mega-Prabowo sepakat maju bersama ke Pilpres 2009.

Sementara itu, masyarakat menilai acara deklarasi SBY-Boediono sangat mewah di tengah kondisi rakyat banyak yang masih menderita kesulitan ekonomi, kemiskinan dan pengangguran.

Menurut Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia, Ray Rangkuti, deklarasi SBY-Boediono terkesan mewah dan tidak merakyat. "Apalagi, ada semacam kekuatan yang mendorong media televisi serentak membesar-besarkannya," ujarnya, di Jakarta, kemarin.

Dia menyebut, ini kontras dengan deklarasi Jusuf Kalla-Wiranto di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat yang bersahaja. Deklarasi itu berada dalam suasana heroik yang menunjukkan komitmen perjuangan memperbaiki nasib bangsa.

Pasangan incumbent yang diusung gabungan Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), PKS, PAN, dan PPP itu akan mendaftar sebagai kontestan Pemilu Presiden-Wakil Presiden (Pilpres) 2009, Jumat (16/5) pagi, sekaligus menyosialisasikan jargon SBY-Berbudi.

Menurut Ray, deklarasi SBY-Boediono perlu mendapatkan perhatian dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). "Ada apa media televisi, sampai mem-blow up habis deklarasi itu. Bahkan sampai bloking time hampir di semua televisi," katanya.

Mantan aktivis 1998 ini menilai, kemeriahan yang ditampilkan pasangan SBY-Boediono merupakan bentuk unjuk kemewahan dan kekuatan dari pasangan ini terhadap lawan-lawan politiknya.

Sementara itu, dalam jumpa pers deklarasi tadi malam, Sekjen PDIP Pramono Anung mengatakan, setelah melalui beberapa kali pertemuan, PDIP dan Partai Gerindra sepakat mengajukan Megawati dan Prabowo sebagai capres dan cawapres. "Inilah simbol perjuangan dan gerakan kerakyatan. Kami akan mendaftar besok (Sabtu, 16/5) pukul 13.00 WIB ke Komisi Pemilihan Umum (KPU)," ujarnya.

Di tempat yang sama, capres Megawati mengatakan siap bertarung dalam Pilpres 2009. "Alhamdulillah, kami sudah satukan persepsi untuk berjuang bersama. Kalau nanti rakyat mengamanatkan pada kami untuk memimpin, Pak Prabowo akan konsentrasi membangun ekonomi kerakyatan," ujarnya.

Cawapres Prabowo menyambut baik dan siap berduet dengan Megawati membangun Indonesia. "Merupakan kehormatan bagi kami diajak Bu Mega untuk mendampingi. Nilai-nilai yang dianut PDIP dan Bu Mega sama dengan Gerindra," ucapnya.

Sementara itu, deklarasi SBY-Boediono yang digelar masih dalam lingkungan kampus Institute Teknologi Bandung (ITB) didemo ratusan mahasiswa ITB. Mereka minta deklarasi dipindahkan ke lokasi lain, bukan di dalam lingkungan kampu.

"Jangan jadikan kampus kami menjadi bagian politikmu, SBY", "Jangan Perjualbelikan Kampusku Dengan Politik", "Harga Mati, Jangan Deklarasi di ITB". Demikian sebagian kecil spanduk penolakan yang dibentangkan para mahasiswa. Namun, sebelum pukul 19.00, mahasiswa membubarkan diri.

Arus lalulintas di sejumlah ruas jalan di Kota Bandung, sejak sore mengalami kemacetan luar biasa. Kemacetan terpantau mulai selepas Tol Pasteur-Tol Ir Juanda-jalur arteri Taman Sari Bandung Wetan, hingga lokasi deklrasi. Tidak sedikit masyarakat, pelajar, dan pekerja memilih jalan kaki dari pada naik angkutan umum karena kemacetan lalu lintas.

Pengamanan ekstra ketat juga diterapkan gabungan dari Gegana, Brimob Polda Jawa Barat. Empat kendaraan water canon ditempatkan di sekitar lokasi Kampus ITB. Memasuki Gedung Sabuga, juga harus melalui tiga pintu yang telah dipasang alat detektor (x-ray), yakni VIP utara, VIP selatan dan tempat media massa.

SBY-Boediono didampingi istri masing-masing--Ani Yudhoyono dan Herawati Boediono--mengenakan busana celana hitam dan batik warna "merah kopi" lengkap dengan peci hitam, memasuki ruangan deklarasi pukul 19.35 WIB. Turut mengiringi mereka, pengurus teras DPP Partai Demokrat. Dari partai mitra koalisi, hadir Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Presiden PKS Tifatul Sembiring dan Sekjen PKS Anis Matta. (Kardeni/Feber /Rully/Agus Dinar/Yudhiarma/B Sugiharto)

Tidak ada komentar: