Minggu, 22 Februari 2009

75,5 Persen Pemilih Tak Tahu Kapan Pemilu

TEMPOINTERAKTIF.COM

75,5 Persen Pemilih Tak Tahu Kapan Pemilu

Minggu, 22 Februari 2009 | 09:45 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Survei Lingkar Madani untuk Indonesia menunjukkan hanya 24,5 persen pemilih tahu tanggal pemilihan legislatif, yaitu 9 April 2009. "Sisanya, 75,5 persen tak tahu pasti kapan pemilihan itu dilaksanakan," tulis Said Salahudin, Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia dalam siaran pers yang diterima Tempo, Ahad (22/2).

Hari ini Lingkar Madani memaparkan hasil surveinya mengenai kinerja Komisi Pemilihan Umum terhadap sosialisasi pemilu yang ternyata kurang tersebut. Selain kinerja Komisi, daftar pemilih tetap dan potensi kisruh juga diukur dalam survei.

Hasilnya, kata Sudi, hanya 3,75 persen calon pemilih yang mengecek namanya di pengumuman daftar pemilih tetap (DPT). Adapun hasil potensi kisruh menunjukkan 62,25 persen calon pemilih akan protes kepada kelompok penyelenggaraan pemilihan suara apabila namanya tidak terdaftar.

Survei ini dilakukan pada 9 kota/kabupaten di Jakarta, Jawa Barat dan sebagian Banten. Sebellumnya, survei Lembaga Peduli Remaja Kriya Mandiri memperlihatkan pemilih pemula di Surakarta, Jawa Tengah, cenderung cuek pada pelaksanaan pemilu.

Survei lembaga yang bergerak di pendidikan dan pendampingan remaja di bidang sosial dan ekonomi, ini menemukan 67,5 persen pemilih pemula tak tahu tahapan dan sistem pemilu di negerinya. "Mereka lebih menikmati belajar," kata Direktur Kriya Mandiri Doni Dwi Cahyadi pada Kamis (19/2).

Sebanyak 60,5 persen pemilih pemula menyatakan tidak yakin akan memberikan suaranya saat pencoblosan nanti. Sedangkan 18 persen lainnya, kata Doni, mereka tidak akan memberikan suaranya. “Hal ini berpotensi menyebabkan angka golput akan semakin besar,” ujarnya.

Survei dilakukan terhadap 10 SMA di Surakarta dengan sampel 340 siswa. Pemilihan 10 sekolah berdasarkan patokan prestasi. “Ada sekolah yang prestasi siswanya baik, sedang, dan kurang.” Waktu survei 12 Januari hingga 17 Februari 2008 dengan teknik pengambilan sampel secara random proporsional berlapis.

Usia responden 17-20 tahun dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan sampling error 5 persen. Doni menyarankan kepada Komisi Pemilihan Umum untuk intens sosialisasi ke sekolah. Dengan begitu, akan mampu menimalisir pemilih pemula yang tidak menggunakan hak pilihnya.

Anggota KPU Surakarta Divisi Hubungan Antarlembaga dan Data Informasi, Agus Sulistyo, mengakui jika selama ini belum banyak melakukan sosialisasi pemilu ke sekolah. “Seingat saya baru sekali, ke depan sudah ada jadwal untuk empat sekolah lainnya,” kata dia.

DIANING SARI

Tidak ada komentar: