Minggu, 22 Februari 2009

Lima: KPUD Gagal Sosialisasi Pemilu

INILAH.COM

Politik

21/02/2009 - 04:00



Lima: KPUD Gagal Sosialisasi Pemilu


INILAH.COM, Jakarta - Untuk mengetahui efektifitas sosialisasi Pemilu, Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Jakarta Raya, melakukan kegiatan pemantauan Pemilu melalui survei terhadap 720 orang calon pemilih yang tinggal di provinsi DKI Jakarta. Hasilnya mencengangkan, responden yang mengetahui secara pasti waktu pelaksanaan Pemilu, dengan menyebut secara tepat tanggal 9 April 2009, ternyata tidak mencapai angka 25%.

“Dengan demikian, dapat disimpulkan, KPU (KPU daerah) nyata-nyata telah gagal melakukan sosialisasi waktu pelaksanaan Pemilu kepada calon pemilih,” kata Direktur Lima Jakarta Raya Said Salahudin melalui rilis yang diterima INILAH.COM, Jakarta, Jumat (20/2).

Pada umumnya, responden lebih banyak mengetahui atau dapat menyebutkan waktu pelaksanaan Pemilu pada bulan April 2009. Responden dalam kelompok ini terbagi atas calon pemilih yang hanya mampu menyebut bulan pelaksanaan Pemilu (April 2009). Namun, tidak mengetahui tanggal pastinya. Calon pemilih yang mengetahui jadwal Pemilu pada bulan April 2009, namun salah dalam menyebut tanggal pelaksanaannya (bukan tanggal 9 April 2009).

Ironisnya, terdapat 30 % responden yang justru tidak mengetahui sama sekali waktu pelaksanaan Pemilu. Bahkan, ada beberapa responden dalam kelompok ini yang menyebut pelaksanaan Pemilu adalah bulan Oktober 2009.

Temuan survei ini jelas sangat mengkhawatirkan. Karena, apabila responden yang tidak mengetahui tanggal Pemilu (hanya tahu bulan saja) dimasukan dalam kelompok responden yang sama sekali tidak mengetahui jadwal Pemilu, maka total calon pemilih yang tidak tersentuh sosialisasi Pemilu adalah sebanyak 75.5%.

Survei ini diselenggarakan sejak tanggal 5 – 18 Februari 2009, dengan profil; responden Laki-laki 62% dan 38 % Perempuan; usia responden antara 18 – 46 tahun; pada umumnya berprofesi pelajar, mahasiswa, pedagang, PNS, profesional dan ibu rumah tangga.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis kepada responden melalui wawancara tatap muka. Pada akhir wawancara, petugas survei meminta responden untuk memverifikasi jawaban yang diberikannya. Hasil survei ini telah menyisihkan jawaban responden yang dianggap sebagai data rusak. Sehingga, sampling error adalah 0 %.

Pemilihan Jabodetabek sebagai wilayah penyelenggaraan survei didasari karena area tersebut terletak di Ibukota negara dan Kota/ Kabupaten satelit yang dianggap relatif mudah terjangkau akses informasi seputar Pemilu. Hasil survei ini tidak mewakili keseluruhan pendapat pemilih. [bar]

Tidak ada komentar: