Kamis, 12 Februari 2009

Ketum Demokrat Dianggap tak Punya FungsiLaporan

TRIBUN TIMUR dan TRIBUN JABAR

Ketum Demokrat Dianggap tak Punya FungsiLaporan:

Persda Network/Rachmat Hidayat

Rabu, 11 Februari 2009 | 17:11 WITA

JAKARTA, TRIBUN - Klarifikasi secara langsung oleh Presiden SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat terkait pernyataan Wakil Ketua Umum PD, Achmad Mubarok, dianggap sebuah sikap melangkahi kewenangan Hadi Utomo sekalu Ketua Umum PD.

Dua pemerhati politik, capres Independen Fadjroel Rahman serta Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menganggap, klarifikasi langsung dari SBY itu, bukanlah sebuah kepatutan.

Permintaan maaf secara langsung dari pak SBY kepada Golkar, selayaknya tidak patut. Beliau, kan, hanya dewan pembina (PD). Dewan pembina itu hanya berhubungan dengan konstitusi partai, bukan harian partai. Ini menyiratkan, seolah pak SBY calon pasti Partai Demokrat," kata Ray Rangkuti.

"Soal pernyataan 2.5 persen itu (Achmad Mubarok), sebenarnya hanyalah urusan remeh temeh dan tidak perlu seorang presiden kemudian harus terlibat. Masalah itu, seharusnya cukup diselesaikan oleh ketua umum saja," kata Ray Rangkuti.

Fadjroel Rahman, lebih keras lagi mengkritik. Klarifikasi langsung pak SBY kepada Partai Golkar itu, sama saja dengan melecehkan Hadi Utomo sebagai Ketum PD yang diambil kewenangannya.

"SBY hanyalah ketua dewan pembina. Sehingga saya lihat, pak SBY atas sikapnya itu, berguru (politik) total kepada Soeharto yang dulu, hanya memberlakukan Golkar, sekedar kepanjangan tangannya saja. Padahal, Soeharto ketika itu, kapasitasnya hanya sebagai ketua dewan pembina saja," tegas Fadjroel Rahman.

"Jadi, dalam kasus ini, sama saja ketum Demokrat tak punya fungsi apa-apa," sambungnya.(*)

Tidak ada komentar: