Selasa, 24 Februari 2009

Partai Demokrat Tak Ubah Strategi

TRIBUNTIMUR

Partai Demokrat Tak Ubah Strategi
Ray Rangkuti: Golkar Tak Serius Usung Kalla

Senin, 23 Februari 2009 | 08:28 WITA

Jakarta, Tribun - Pernyataan kesiapan Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya, Jusuf Kalla, untuk bersaing dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak membuat Partai Demokrat mengubah strategi.


"Kami tidak melakukan perubahan strategi karena ini tidak terkait dengan perkembangan isu capres atau cawapres," ucap Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Politik Anas Urbaningrum kepada Persda Network di Jakarta, Minggu (22/2).
Menurut Anas, semenjak awal Partai Demokrat telah menekankan para caleg untuk memandang semua caleg partai lain sebagai kompetitor. Caleg partainya SBY ini mesti bekerja keras seperti yang ditegaskan sejak awal.

Anas menambahkan, kesediaan Kalla menjadi Capres dari Golkar pada dasarnya bukan hal yang aneh dan membahayakan. Mantan Ketua Umum PB HMI ini justru menilai, kesiapan Kalla terkesan didramatisasi dalam peta perpolitikan nasional.

"Saya kira tidak perlu didramatisasi. Setiap partai berhak memajukan kadernya menjadi capres, dan itu harus kita terima sebagai kewajaran. Dan bukan sesuatu yang aneh, dan berlebih-lebihan," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti usai mengelar jumpa pers, Minggu (22/2) sore, mengatakan, majunya Jusuf Kalla dalam bursa capres kurang mendapat dukungan secara serius Partai Golkar yang dipimpinnya.

Selain pernyataan Kalla terkesan sangat mendadak, majunya orang nomor satu di partai beringin tersebut hanya berdasarkan jajak pendapat. Sementara, Partai Golkar belum secara resmi menyatakan bakal mengusung ketua umumnya itu.

"Golkar kelihatannya belum serius mencalonkan Jusuf Kalla sebagai capres. Buktinya, sampai sekarang ini Partai Golkar belum mengumumkan siapa capresnya. Tiba-tiba pak Kalla menyatakan siap maju sebagai capres. Selain mengejutkan juga mengherankan," cetusnya.

Meski begitu, Ray Rangkuti menyambut baik rencana Jusuf Kalla yang akan maju dalam bursa capres mendatang. Diharapkan dengan majunya Jusuf Kalla tersebut akan menghidupkan dan terus mengembangnya budaya demokrasi di Indonesia.

"Ya paling tidak, dengan majunya pak JK sebagai capres sebagai bentuk perkembangan demokrasi di negara ini. Masyarakat akan menemui banyak pilihan, calon pemimpin untuk lima tahun mendatang," terang Ray Rangkuti.

Nama Jusuf Kalla masuk dalam lima besar jika disandingkan dengan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, ia tidak pernah masuk dalam survei. Beberapa lembaga survei yang ada di Indonesia, belum pernah memasukkan nama Kalla sebagai capres.(persda network/coi)

Tidak ada komentar: