Minggu, 01 Februari 2009

Mega Emosional, SBY Terlalu Detail

Minggu, 01/02/2009 15:05 WIB

Mega Emosional, SBY Terlalu Detail

Hery Winarno - detikPemilu




Jakarta - Tidak sedikit aktivis alumni 1998 berniat menjadi wakil rakyat dengan maju mengajukan diri sebagai caleg dalam Pemilu 2009. Meski sadar karir politiknya tergantung kebijakan parpolnya, mereka tidak sungkan mengritik sikap pimpinannya di parpol.

Sikap kritis mereka terungkap dalam diskusi antar beberapa caleg mantan aktivis di kawasan Senen, Jakarta, Minggu (1/2/2008). Diskusi diikuti Budiman Sujatmiko (PDIP), Asep Supri (PAN), Rama Pratama (PKS) dan Nova Rianti Yusuf (PD).

Budiman Sujatmiko misalnya, menjadi kader PDIP yang sangat Mega-sentris tidak membuatnya melulu memuji-muji Si Ketua Umum. Kelemahan utama Megawati Soekarnoputri adalah tidak mendapat dukungan total orang-orang sekitarnya dan emosional dalam mengambil langkah politik.

"Ibu Mega punya kharisma tradisional dan mau regenerasinya rasional, tapi tidak didukung orang-orang sekelilingnya. Untuk soal politik kadang beliau emosional," nilai mantan pentolan PRD ini.

Sikap kritis serupa juga ditunjukkan Nova Rianti Yusuf yang menjadi caleg dari PD. Menurut caleg untuk dapil DKI Jakarta II ini, meski maksud Ketua Dewan Pengarah PD Susilo Bambang Yudhoyono baik, tetapi kadang pengarahannya yang terlalu detail bisa menyebabkan kesulitan saat diterapkan di lapangan.

"Terkadang Pak SBY terlalu detail sehingga menyulitkan pada tataran aplikasi dan menghambat proses yang cepat juga," ujar perempuan muda ini.

Kritik yang lebih tajam datang dari Asep Supri. Menurut dia para kader muda PAN tidak mendapat dukungan yang memadai dari Ketua Umum DPP PAN, Sutrisno Bachir.

"Kadang dia tidak membantu kawan-kawan mudanya," kritik Asep.

Sedangkan Rama Pratama enggan bersikap blak-blakan seperti tiga rekannya. Bermodal hadits Nabi Muhammad SAW, dia pun menolak menjawab pertanyaan tentang kekurangan pimpinannya di PKS.

"Barang siapa menutup aib orang lain, maka aibnya akan ditutup Allah SWT," ujar anggota Komisi XI DPR-RI dari FPKS ini.

( lh / nrl )

Tidak ada komentar: