Minggu, 01 Februari 2009

TRIBUN JABAR

SBY Perfeksionis, Mega Emosional, SB Manjakan Artis Minggu, 1

Februari 2009 | 15:55 WIB

JAKARTA, MINGGU — Beberapa calon anggota legislatif (caleg) yang hadir dalam Uji Publik Visi Masa Depan Caleg Aktivis dan Kaum Muda, Minggu (1/2) di Jakarta, berani buka-bukaan mengenai dosa atau keburukan ketua umum atau ketua dewan pembina partai mereka ketika ditanya salah seorang wartawan.

Menurut caleg Nova Riyanti Yusuf dari Partai Demokrat, dosa dari Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono adalah dorongan terhadap kesempurnaan. "Beliau mempunyai dorongan bahwa segala sesuatu harus sempurna. Hal ini agak sulit dalam pengimplementasiannya," ujar Nova.

Caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Budiman Sudjatmiko, yang tidak setuju dengan kata 'dosa', mengutarakan beberapa kekurangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. "Ibu Mega, yang merupakan tokoh kharismatik yang dibesarkan oleh para pendukungnya, menginginkan generasi muda yang rasional. Tapi tampaknya beliau sedang kebingungan bagaimana merasionalisasikan generasi muda," ujarnya.

Budiman melanjutkan, hal ini diperparah dengan kenyataan bahwa tidak semua kader PDI-P di sekitarnya dapat membantu. Selain hal tersebut, Megawati juga memiliki kekurangan lain. "Jika sudah menyangkut hal ideologi, beliau sosok yang emosional," imbuhnya.

Caleg Partai Amanat Nasional (PAN) Asep Supriatna lain lagi. Menurutnya, dia belum tahu dosa Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir, yang memang belum menjabat sebagai pejabat publik. "Tapi, yang saya tidak sukai, beliau memanjakan artis dan tidak membantu caleg dari kalangan aktivis," katanya.

Sementara itu, tiga caleg lainnya, Rama Pratama dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Kamal dari Partai Persatuan Pembangunan (P3), dan Iwan Dwi Laksono dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak menjawab. "Saya tidak pernah terpikir tentang aib dan dosa kawan saya," tegas Rama.

Hal yang sama diungkapkan Iwan. "Saya diminta jadi caleg satu bulan sebelum batas akhir penyerahan berkas caleg. Jadi saya kurang tahu," ujarnya.

Menanggapi keberanian beberapa caleg di atas untuk angkat suara mengenai dosa atau kekurangan pemimpin mereka, Direktur Eksekutif CIRUS Andrinof A. Chaniago mengatakan, hal tersebut merupakan hal yang wajar. "Yang disampaikan oleh mereka adalah kondisi objektif," ujarnya.

Bagi caleg yang enggan menyebutkan kekurangan pemimpin mereka, bagi Andrinof, menunjukkan adanya unsur kompromi." Kemungkinan, mereka terbentur oleh etika partai," katanya.(kcm

Tidak ada komentar: