Sabtu, 24 Januari 2009

Penyelenggaraan Pemilu Belum Siap, KPU Banyak Berwacana

BERITABARU.COM

Penyelenggaraan Pemilu Belum Siap, KPU Banyak Berwacana

Sabtu, 10/01/2009 16:02 WIB

beritabaru.com/dw

Jakarta, beritabaru.com - Pemilu calon legislatif 2009 tinggal 89 hari lagi, namun banyak pihak yang masih meragukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dapat menyelenggarakan pemilu dengan baik. Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti bahkan mengajak masyarakat Indonesia memanjatkan doa agar Pemilu 2009 dapat terselenggara.

Bukan tanpa alasan, Ray menilai, secara keseluruhan justru dilapangan persiapan pelaksanaan pemilu belum maksimal, meski KPU mengklaim persiapan sudah mencapai 80 persen,"Jadi kita tinggal berdoa saja bahwa pemilu 2009 dapat berjalan saja, kalau sukses rasanya tidak mungkin," ujar Ray dalam diskusi dengan tema Pemilu Tinggal 3 Bulan Lagi di Jakarta, Sabtu (10/1).

Ada tiga hal menurut Ray yang bisa menjadi hambatan dalam penyelenggaraan pemilu 2009. Pertama yaitu konsolidasi internal KPU yang tidak baik kepada anggota KPU di bawah dan ke sekertariat.

Kedua, soal sosialisasi yang masih sulit dilakukan karena hingga Januari ini peraturannya belum jelas, "Soal contreng atau mencoblos masih menjadi perdebatan dikalangan mereka," tambahnya.

Ketiga, lanjut Ray, terkait keputusan-keputusan soal perpu tentang pemilu itu sendiri. Hingga kini setidaknya ada empat perpu yang diajukan belum selesai.

Ray berharap Komisi II DPR RI dapat memangil sekertariat KPU untuk mencari tahu pola hubungan antara sekertariat dengan KPU, karena, menurutnya, kalau dirunut kembali persoalan-persoalan atau keteledoran KPU banyak bersumber dari sekertariat.

"Misalnya penyebutan jumlah partai yang masuk, soal DPT masih banyak informasi yang tumpang tindih. Kasus penguncian media center juga menunjukan situasi didalam yang belum berjalan baik," pungkasnya.

Wacana

Mantan Ketua Pansus RUU Pemilu, Ferry Mursyidan Baldan berpendapat KPU justru masih berkutat dengan konsep wacana yang dapat menggangu kinerja KPU sendiri ketimbang melaksanakan tugasnya sebagai public relation pelaksanaan Pemilu.

"KPU jangan berkutat pada persoalan NPWP dan membahas putusan MK tentang suara terbanyak. Putusan itu kan sudah selesai, jangan diperpanjang.Yang belakangan wacana tentang Perpres untuk penunjukan langsung (perusahaan pencetakan surat suara)," ujar Ferry.

Ferry meminta KPU seharusnya fokus pada tiga hal utama saja yaitu logistik dan pendistribusian surat suara, sosialisasi serta konsolidasi pelaksanaan sampai tingkat KPPS, "Itu tugas utama KPU sebagai PR pemilu," imbuhnya.

Sependapat dengan Ferry, Pengamat Politik dari LIPI, Lili Romli masih optimis KPU dapat menjalankan tugasnya sebagai lembaga penyelenggara pemilu asal serius menjalankan tiga tugas utama yang disebut diatas, "Hentikan wacana yang tidak perlu. KPU cukup jalankan tugasnya," ujarnya.

Sementara Anggota Bawaslu, Bambang Eka Cahyo, menyayangkan sikap KPU yang tidak transparan kepada pihaknya maupun kepada publik terkait persiapan-persiapan yang telah dilakukan KPU, "Sampai detik ini kita belum mendapat informasi sedikitpun tentang pengadaan (logistik pemilu).Saya khawatir pelaksanaan pemilu di Indonesia tidak akan serentak," ujarnya.

Meski dilahirkan dengan UU yang sama, Bawaslu merasa tidak pernah didengarkan baik kritik maupun masukan-masukan yang disampaikan ke KPU terkait pelaksanaan pemilu. Padahal, lanjut Bambang, faktanya banyak hal-hal penting yang justru belum dilakukan KPU.

"Masukan dan kritikan kita tidak pernah direspon, saya khawatir pemilu tahun ini tidak akan berjalan dengan baik. Kami (Bawaslu) seperti kekasih tidak dianggap," tuturnya. (San/Nda)

Tidak ada komentar: