Jumat, 16 Januari 2009

Imingi Rp 10 M, PAN Tak Beretika


Politik

16/01/2009 - 08:15

Imingi Rp 10 M, PAN Tak Beretika

Abdullah Mubarok



INILAH.COM, Jakarta - Untuk menyemangati setiap calegnya, PAN berjanji akan memberikan uang yang berjumlah Rp 10 M. Langkah partai berlambang matahari itu dinilai tidak sesuai dengan demokrasi Indonesia dalam membangun kehidupan politik yang baik.


"Secara definitif hal itu bukan politik uang. Itu tidak bisa dibenarkan karena tidak sesuai dengan etika berpolitik. PAN menganggap Pileg seperti perlombaan atlet," kata Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti kepada INILAH.COM, Jakarta, Jumat (16/1).


Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir mengatakan apabila DPRD tingkat II berhasil memperoleh suara melebihi Bilangan Pembagi Pemilih (BPP), maka akan mendapatkan bonus Rp 250 juta. Untuk DPRD tingkat I diberikan hadiah Rp 1 M, sedangkan DPR RI sebesar Rp 2,5 M.


Janji yang diungkapkan oleh SB sapaan akrab Soetrisno Bachir ini bertujuan untuk memberikan gairah kepada setiap caleg dalam berkampanye.


Jauh lebih baik, lanjut Ray, uang Rp 10 M itu digelontorkan sebelum Pileg. Duit tersebut bisa digunakan untuk membesarkan nama partai bernomor urut 9 itu dengan pengadaan program-program yang menarik simpati masyarakat.


"Kalau calegnya tidak punya uang untuk berkampanye bagaimana? Ini bisa menurunkan citra PAN juga," ujarnya.


Diberikan bonus atau tidak, imbuh Ray, setiap caleg pasti berusaha untuk meraih dukungan sebanyak-banyaknya. Hal ini disebabkan sistem suara terbanyak yang memang mengharuskan caleg terjun ke tengah masyarakat untuk mendapatkan dukungan suara.


"Langkah ini membangun budaya seseorang bekerja berdasarkan iming-iming. Padahal kalau caleg PAN terpilih jadi anggota dewan kan juga mendapatkan uang," paparnya. [bar]

Tidak ada komentar: