Minggu, 19 April 2009

DPT Kacau, Jual Beli Suara Marak

SUMUTCYBER.COM

DPT Kacau, Jual Beli Suara Marak

--------------------------------------------------------------------------------
Rabu, 25 Maret 2009 | 20:00:43

Jakarta, Sumutcyber- Terkuaknya persoalan Daftar Pemilih Tetap (DPT) fiktif bukan hanya membuka tentang kemungkinan manipulasi saat pelaksanaan pemungutan suara. Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menyatakan, DPT fiktif juga semakin membuka kemungkinan bakal maraknya jual beli suara oleh para calon anggota legislatif di berbagai daerah.

“Pencurian suara maupun jual beli suara akan terjadi besar-besaran karena tidak ada DPT yang solid. Para petugas lapangan akan leluasa bertindak semaunya,” kata Ray Rangkuti dalam diskusi di Gedung DPR, Selasa (24/3).

Lebih lanjut Ray mengatakan, kekacauan DPT akan berpengaruh pada semua tahapan Pemilu mulai dari pengadaan surat suara, jumlahnya pemilih di satu TPS, keabsahan suara dan persoalan-persoalan lain di TPS. “Dan kondisi-kondisi ini pada dasarnya bisa dimainkan oleh petugas lapangan,” tegasnya.

Menurutnya, DPT yang kacau dan tingkat pengawasan yang rendah jelas memperbesar kemungkinan terjadinya transaksi jual beli suara. Pasalnya, pada kenyataannya semua orang ingin menjadi anggota DPR sehingga transaksi tak terhindarkan. “Dimana ada permintaan pasti aka ada penawara, dan itu bisa saja terjadi dari mana saja mulai oknum KPU maupun calo-calo yang bermain,” ulasnya.

Ray justru menyayangkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang hanya menangani yang ecek-ecek mulai pelanggaran bagi-bagi uang, soal bendera di lokasi yang salah dan sebagainya. “Sementara yang serius seperti DPT justru dibiarkan,” ucapnya.

Tudingan Ray Rangkuti perihal bakal maraknya jual beli suara itu bukannya tanpa dasar. Tim Hukum dari Badan Pemenangan Pemilu PDIP Jawa Timur, Sudiatmiko Aribowo mengungkapkan, di Jawa Timur hal tersebut sudah ramai terdengar. “Bahkan ada angka-angka yang bisa dinegosiasikan. Kita tahu setidak-tidaknya mendengar bahwa suara itu diperjualbelikan, termasuk berapa-berapa nilanya,” tegasnya.

Menurutnya, kondisi itu akan memperburuk situasi di lapangan. Sebab, peluang konflik antara petugas maupun rakyat semakin terbuka. “Bisa saja nanti suara warga hilang karena dialihkan kepada orang lain sehingga menjadi masalah tersendiri,” katanya.

Sedangkan Wakil Sekjen DPP Golkar Rully Chaerul Azwar mengungkapkan, pihaknya telah menerima laporan adanya indikasi transaksi jual beli suara. Meski demikian Rully menolak menyebutkan siapa yang dilaporkan telah melakukan jual beli suara itu. “Tetapi kita tetap mengamatinya,” ujarnya.(ara/jpnn)

Tidak ada komentar: