Senin, 27 Juli 2009

'Golkar Sebaiknya Jadi Oposisi'

REPUBLIKA

Senin, 27 Juli 2009 pukul 01:25:00


'Golkar Sebaiknya Jadi Oposisi'



JAKARTA-- Partai Golkar disarankan menjadi partai oposisi setelah kekalahannya pada pemilu legislatif serta pemilu presiden dan wapres. Alasan partai berlambang pohon beringin ini bahwa tidak mempunyai tradisi untuk menjadi oposisi, dinilai sangat aneh.

Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia, Ray Rangkuti, menilai oposisi merupakan pilihan yang tepat bagi Partai Golkar sebagai konsekuensi dari pemilu. Untuk memperkuat demokrasi, Partai Golkar dianggapnya harus menjadi partai oposisi.

''Ini kan konsekuensi dari pertandingan pemilu kemarin,'' kata Ray kepada Republika di Jakarta, Ahad (26/7).

Seandainya Partai Golkar mencari muka untuk masuk kembali dalam pemerintahan, Ray memandang sikap itu tak bisa dipertanggungjawabkan. Alasan Partai Golkar tak terbiasa menjadi oposisi, dianggapnya sangat aneh. Membandingkan dengan partai lain, dia menyebutkan Partai Gerindra yang baru berdiri saja sudah berani menjadi oposisi.
''Ini bukan soal tradisi, tapi konsekuensi dari pemilu,'' katanya menegaskan.

Namun, sosok yang kerap mengamati jalannya pemilu ini mengakui bahwa sikap partai warisan Orde Baru ini, akan tergantung pada figur ketua umum yang terpilih pada musyawarah nasional nanti. Dia memperkirakan, bila kursi Slipi satu itu bisa dipegang oleh faksi Jusuf Kalla yang direpresentasikan kalangan muda, Partai Golkar akan mengambil sikap oposisi.

Sebaliknya, sambungnya, jika faksi Aburizal Bakrie yang memang, Partai Golkar cenderung merapat ke pemerintah. Namun, bagi Ray, Partai Golkar sebaiknya dipimpin oleh anak-anak muda untuk menghadapi tantangan zaman yang tidak mudah lagi.
''Sekarang eranya anak muda,'' katanya menandaskan. djo
(-)

Tidak ada komentar: