Selasa, 21 Juli 2009

SBY Didesak Minta Maaf

REPUBLIKA NEWSROOM


SBY Didesak Minta Maaf


Selasa, 21 Juli 2009 pukul 17:58:00


JAKARTA-Sekelompok orang yang menamakan diri Masyarakat Pengawal Demokrasi mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta maaf kepada rakyat Indonesia atas pidatonya pascaledakan bom di Ritz Carlton dan JW Marriot pekan lalu. Mereka menyampaikan hal itu secara resmi kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Jakarta.

"Isi pidato SBY itu tidak relevan dengan kejadian yang sebenarnya," kata juru bicara Masyarakat Pengawal Demokrasi, Ray Rangkuti, Selasa (21/7). Dia mengatakan, hasil penyelidikan sementara menunjukkan, bahwa dugaan SBY atas penyebab ledakan itu tidak terbukti. Sehingga, SBY perlu meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia.

"Sampai sekarang tidak benar jika bom itu ditujukan untuk mengganggu kemenangan SBY atau membuat pemilu di Indonesia seperti di Iran," kata Ray. Jika hal itu memang benar-benar tidak terbukti, kata Ray, berarti SBY telah membuat tuduhan yang tidak benar. Itulah alasan utama SBY harus meminta maaf.

Selain itu, Ray juga memberikan sembilan indikasi kecurangan pilpres. "Tiga di antaranya adalah masalah DPT (daftar pemilih tetap), netralitas KPU, dan kerja sama KPU dengan IFES (International Foundation for Electoral System) yang tidak transparan," kata Ray. Dia mendesak Bawaslu untuk menyelidiki hal itu.

Ray yang lansung diterima oleh Ketua Bawaslu, Nur Hidayat Sardini, meminta Bawaslu untuk menindaklanjuti semua pelanggaran yang berupa laporan dan temuan. "Memang jika (kasus pelanggaran) sudah berada di tangan kepolisian atau KPU kadang tidak bisa diteruskan, namun bukan berarti Bawaslu tidak serius menjalankan tugasnya," papar Ray. ikh/rif

Tidak ada komentar: