Rabu, 15 Juli 2009

Mega-JK Gertak Sambal soal DPT

JURNAL NASIONAL

Politik - Hukum - Keamanan Jakarta | Rabu, 08 Jul 2009



Mega-JK Gertak Sambal soal DPT



by : Friederich Batari

DIREKTUR Eksekutif Lingkar Madani Untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai protes calon presiden (capres) Megawati Soekarnoputri dan capres Jusuf Kalla terhadap kisruh daftar pemilih tetap (DPT) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 sebagai tindakan gertak sambal saja.

"Mega-JK hanya gertak sambal saja, jika protes terhadap DPT Pilpres langsung diam pascaputusan MK yang membolehkan warga menggunakan kartu tanda penduduk (KTP) atau paspor," kata Ray Rangkuti saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (7/7). Dia mengatakan, kalau Mega dan JK langsung diam, itu berarti mereka hanya melakukan manuver politik saja.

Ray juga meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) untuk membuat kotak suara pengaduan pilpres.

Kotak suara pengaduan bertujuan agar masyarakat menyampaikan pengaduannya bila ditemukan adanya penyimpangan baik dalam pemungutan suara maupun penghitungan suara pilpres.

"Kotak suara pengaduan sebaiknya berbasis teknologi sehingga mempermudah Bawaslu dan Panwaslu dalam memantau kinerja aparat terutama aparat yang melakukan penyimpangan," kata Ray.

Terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membolehkan KTP dan paspor bagi pemilih yang tidak terdata dalam DPT Pilpres, Ray Rangkuti menilai keputusan MK tersebut bisa memoderasi potensi kritik soal DPT Pilpres. Meski begitu, dia pesimistis putusan MK itu bisa berdampak secara signifikan terhadap tingkat partisipasi pemilih dalam pilpres.

Selain itu, Ray meminta KPU segera menyiapkan format bagi pemilih baru yang tidak terdata pada DPT Pilpres.

Tidak ada komentar: