Selasa, 21 Juli 2009

Masyarakat Pengawal Demokrasi Sambangi Bawaslu

KOMPAS.COM


Masyarakat Pengawal Demokrasi Sambangi Bawaslu



Selasa, 21 Juli 2009 | 15:22 WIB



JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah aktivis penggiat demokrasi menyambangi Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk melaporkan sejumlah indikasi pelanggaran Pemilu Presiden 2009, Selasa (21/7). Mereka yang datang, antara lain penyanyi Frangky Sahilatua, Direktur Reform Institute Yudi Latif, Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti, Dewan Perubahan Nasional Chalid Muhammad, dan Ketua Koalisi Anti-Utang Dani Setiawan.

"Kami memprihatinkan dalam rangkaian proses pemilu dijumpai berbagai bentuk pelanggaran dan pemanipulasian aturan main," kata Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti saat jumpa pers di Kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, di antara indikasi pelanggaran yang dilaporkan antara lain daftar pemilih tetap bermasalah, dugaan manipulasi sumber dan pendanaan oleh tim kampanye, serta kenetralan lembaga pemerintahan.

"Di samping itu, lembaga pemilihan juga diragukan kompetensi, kenetralan, dan tanggung jawabnya sehingga mendorong terjadinya berbagai kecurangan pemilu dan penghilangan hak pilih," ujarnya.

Masyarakat Pengawal Demokrasi juga menyebut adanya dugaan pelanggaran dalam keterlibatan lembaga asing, yakni The International Fondation of Electoral Systems (IFES) pada tabulasi nasional menggunakan layanan singkat (SMS). Tabulasi ini digelar oleh Komisi Pemilihan Umum.

"Keterlibatan lembaga asing itu dianggap pidana besar. Data kita bisa di-hacker. Apalagi, itu kan menyangkut DPT. Ini harus dibawa ke pidana," tuturnya.

Ia menambahkan, pihaknya memberikan dukungan moral kepada Bawaslu untuk tetap melanjutkan kasus-kasus pelanggaran pilpres. "Kami meminta Bawaslu agar tetap berkuat hati dalam mengungkap misteri pelaksanaan Pemilu 2009," katanya.

Tidak ada komentar: