Kamis, 25 Juni 2009

DEBAT KANDIDAT: KPU: Ke Depan Harus Lebih Dinamis

LAMPUNG POST


Kamis, 25 Juni 2009

INDONESIA MEMILIH



DEBAT KANDIDAT: KPU: Ke Depan Harus Lebih Dinamis


JAKARTA (Lampost): Komisi Pemilihan Umum (KPU) berupaya memperbaiki debat capres-cawapres agar lebih dinamis. Pasalnya, dari dua debat yang telah digelar, belum menunjukkan gregetnya.

"Kami mempertimbangkan capres-cawapres yang berdebat juga boleh mobile. Moderator yang memandu debat bisa lebih fleksibel dan supaya debat tidak monoton," kata anggota KPU I Gusti Putu Artha usai rapat dengan tim kampanye capres-cawapres di kantornya, Rabu (24-6).

KPU dan tim kampanye masing-masing calon sepakat untuk menyempurnakan teknis debat calon. Penyempurnaan itu dilakukan tanpa mengubah format debat yang sudah disepakati sebelumnya. Tim kampanye yang hadir adalah Arif Budimanta selaku tim kampanye Mega-Pro, Milton Pakpahan, selaku tim kampanye SBY-Boediono, dan Chairuman Harahap selaku tim kampanye JK-Win.

"Capres-cawapres tidak hanya berdiri di posisi yang sama pada saat debat, tapi bisa bergerak atau mendekati penonton. Itu sangat tergantung kondisi lapangan," kata dia.

Hasil evaluasi secara umum, menurut Artha, debat cawapres Selasa (23-6) lebih baik dari debat capres yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Namun, Artha mengaku masih belum puas atas pelaksanaan debat tersebut. Menurut dia, masing-masing segmen dikelompokkan tersendiri supaya setiap segmen bisa terlihat utuh, termasuk pendalaman, debat, diskusi, dan pernyataan penutup.

Sebelum, berbagai pandangan dari sejumlah pengamat tentang debat cawapres. Bahkan, acara yang disiarkan langsung televisi ini dinilai sebagai program iklan dengan acara debat. Namun, ada juga menilai lebih baik dari debat capres.

Hal ini diungkapkan Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti. "Sama sekali tidak berkembang dari debat capres sebelumnya. Isu yang ditampilkan dan jawaban masing-masing cawapres tidak jelas. Defenisi jati diri juga tidak jelas," kata Ray.

Dia mengatakan pihaknya mencatat setiap jeda ada lima hingga tujuh iklan komersial. Iklan paling banyak, menurut Ray, adalah SBY-Boediono, kedua iklan Megawati-Prabowo, dan ketiga JK-Wiranto.

"Jadi kelihatan debat ini menjadi program basa-basi yang dikelola dengan setengah hati, atau lebih mirip program iklan dengan acara debat. Ini harus diubah," tegas Ray.

Namun, pengamat lainnya menilai debat cawapres lebih hidup dan santai dibanding debat capres sebelumnya yang cenderung lebih kaku.

Direktur Pusat Kajian Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia Sri Budi Eko Wardhani, di Jakarta, mengatakan, pada debat kali ini cawapres Wiranto mampu menguasai panggung. Lantunan bait-bait lagu di sela-sela pemaparan visi dan misi, katanya, memberikan nilai lebih bagi Wiranto karena dapat mencairkan suasana tegang saat debat.

"Debat kali ini lebih santai, dalam perjalanan debat, Wiranto tampak lebih unggul dalam penguasaan panggung meskipun program yang disampaikan kurang konkret," kata dia. n MI/K-3

Tidak ada komentar: