Minggu, 14 Juni 2009

Pilpres Tak Mungkin Satu Putaran

VIVANEWS.COM


Pilpres Tak Mungkin Satu PutaranPenurunan kepercayaan publik terhadap salah satu pasangan berlangsung dari hari ke hari.


Minggu, 14 Juni 2009, 14:08 WIBHadi Suprapto


VIVAnews - Pemilihan Presiden 8 Juli 2009 diperkirakan tidak mungkin berjalan hanya satu putaran. Hasil survey dari berbagai lembaga survei di Indonesia menunjukkan, penurunan kepercayaan publik terhadap salah satu calon pasangan berlangsung dari hari ke hari, sehingga pemilihan berpeluang kuat terjadi dalam dua putaran.

Pengamat dan aktivis Koalisi Anti Utang Ray Rangkuti mengatakan, hasil survey sebuah lembaga mencerminkan kepercayaan terhadap satu calon pasangan incumbent pada awal masa kampanye mencapai 70 persen. Kemudian, pada 12 hari terakhir angka kepercayaan itu turun menjadi 57 persen.

"Bukan tidak mungkin, jika isu utang makin gencar dan masyarakat dicerdaskan pemilihan presiden akan berlangsung dua putaran," kata Ray pada diskusi bertajuk Utang Versus Kedaulatan: Tantangan Ekonomi Politik Presiden Sekarang dan Mendatang oleh Freedom Institute - LP3ES, di kantor LP3ES, Jalan S Parman, Jakarta, Minggu 14 Juni 2009.

Ray menjelaskan, pemilihan presiden dua putaran akan terjadi terutama apabila kampanye menyerang incumbent makin marak dilakukan calon pasangan presiden dan wakil presiden. Hal ini, meski dianggap negatif justru mengandung nilai positif dan efektif bagi masyarakat. "Kampanye menyerang menunjukkan sisi negatif dari lawan politiknya," ujarnya.

Pada saat bersamaan, dia menambahkan, pasangan incumbent justru menerapkan kampanye sopan santun tanpa memberi arahan program konkret yang akan dilakukannya pada lima tahun mendatang.

Ray menegaskan, yang harus diperhatikan publik adalah melihat siapa calon-calon menteri yang akan ditunjuk tiap pasangan, terutama menteri yang berhubungan dengan bidang ekonomi. Hal itu akan menunjukkan arah program calon pasangan presiden dan wakilnya.

"Salah satu alat ukur melihat keseriusan calon presiden dan wakil presiden dalam menjalankan jargon ekonomi adalah menyebut tim ekonomi mereka, saat ini," tutur dia. hadi.suprapto@vivanews.com

• VIVAnews

Tidak ada komentar: