Sabtu, 06 Juni 2009

Lima: Isu Neolib Tak Gentarkan Boediono

INILAH.COM

28/05/09 10:16

Lima: Isu Neolib Tak Gentarkan Boediono


Djibril Muhammad


INILAH.COM, Jakarta - Pilihan cawapres SBY yang jatuh pada Boediono memang menimbulkan protes dan pro kontra. Isu neolib yang selalu menghantam tidak bisa membuat Boediono, mundur.

"Seperti Boediono mundur karena lelah diserang sebagai orang neolib, itu tidak bisa. Karena itu (pilpres) bukan pertandingan makan kerupuk," jelas Direktur Eksekutif Lingkar Masyarakat Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti kepada INILAH.COM di Jakarta, Kamis (28/5).

Karena, menurut mantan Ketua KIPP ini, dalam UU No 42/ 2008 tentang Pemilu Presiden mundurnya salah satu pasangan karena alasan tertentu yang tidak dapat atau memungkin melanjutkan proses kampanye. Seperti karena meninggal dunia dan sakit yang tidak dapat disembuhkan.

"Pasangan dapat dimungkinkan digantikan jika salah satu dari kandidat itu tidak lolos dari verifikasi. Tapi begitu ditetapkan oleh KPU mereka tidak boleh mundur," ujar Ray yang bernama lengkap Ahmad Fauzi.

Dijelaskan dia, mundur dan tidak bisa melanjutkan tahapan pemilu merupakan 2 hal yang berbeda. Mundur tidak ada alasan secara hukum yang dapat dibenarkan dan diperbolehkan.

"Sedangkan jika salah satu capres atau cawapres mundur karena mengidap salah satu penyakit itu dapat dibenarkan. Seperti secara tiba-tiba kena stroke atau jantung, sehingga dipastikan secara medis tidak dapat melanjutkan kampanye. Tapi itu pasti tidak lolos verifikasi," terangnya.

Kendati begitu, Ray tidak merasa yakin jika SBY mengganti pasangannya itu hanya karena selalu dicerca isu neoliberal. Sebab, jika itu dilakukan akan menurunkan popularitas SBY hingga ke titik terendah.

"Tapi tergantung siapa yang menggantikan. Jika yang menggantikan itu dapat melakukan konsolidasi politik dengan baik tidak akan menjadi masalah. Ini akan menjadi sejarah dalam pilpres karena desakan yang begitu kuat dari masyarakat salah satu pasangan capres-cawapres mundur," pungkasnya. [jib/bar]

Tidak ada komentar: