Jumat, 12 Juni 2009

KPU Plenokan Monolog Butet?


INILAH.COM

Politik12/06/2009 - 09:06


KPU Plenokan Monolog Butet?

Djibril Muhammad

Ray Rangkuti
(inilah.com /Raya Abdullah)INILAH.COM, Jakarta - Kritikan budayawan Butet Kertaredjasa dalam monolognya pada acara deklarasi kampanye damai 10 Juni lalu, berbuntut panjang. Kabarnya KPU akan melakukan rapat pleno terkait 'serangan Butet' tersebut.


Kabar ini didapar dari Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti. Menurut dia, KPU akan memplenokan kasus Butet karena kelebihan waktu kesenian yang seharusnya hanya 20 menit, namun dipergunakan oleh Butet lebih lama.


"KPU akan memplenokan kasus Butet. Jangankan ada alasan. Mereka berencana memplenokan saja sudah menggelikan," ujar kepada INILAH.COM di Jakarta, Jumat (12/6).


Ray mensinyalir alasan KPU memplenokan diduga keras terkait sentilan keras yang disampaikan raja monolog itu. Selain itu, anggota KPU I Gusti Putu Artha beralasan karena anak budayawan Bagong Kussudiardja itu melanggar batas waktu hingga 15 menit.


"Kecuali memplenokan karena tiba-tiba misalnya pasangan JK-Wiranto pulang. Ini cuma kelebihan waktu 15 menit karena Butet. Bukan sesuatu yang penting," terang mantan Sekjen KIPP ini.


Dijelaskan dia, penyelenggaraan kampanye damai sebenarnya tidak memiliki dasar hukum apapun. Hanya sekadar tambahan acara alias bonus program. Jadi memplenokan Butet yang hanya melanggar waktu 15 menit juga tidak ada dasar hukumnya.


"Apa KPU juga akan membuat teguran kepada tim kampanye Mega Pro?," tanya Ray yang memiliki nama sebenarnya Ahmad Fauzi.


Dalam monolognya, Butet tidak hanya membuat merah Presiden SBY tapi juga KPU. Butet menyentil KPU yang dinilai tidak mampu dalam menyelenggarakan pemilu. "KPU memang konsisten, yaitu konsisten untuk tidak capable," ujar seniman asal Yogya ini.


Seperti persoalan Daftar Pemilih Tetap (DPT), tutur Butet, harus diselesaikan secara cermat. Karena memilih merupakan hak konstitusional setiap warga negara.


"KPU harus independen, karena KPU bukan lembaga survei. Yang bisa dipesan. Mau menang dalam satu putaran juga bisa," sebut Butet. [jib/ana]

Tidak ada komentar: