Selasa, 16 Juni 2009

Gerakan Pilpres Satu Putaran Menguat

SUARA PEMBARUAN

2009-06-16


Gerakan Pilpres Satu Putaran Menguat


[JAKARTA] Gerakan mendorong Pilpres 2009 hanya satu putaran semakin kuat. Selain menghemat anggaran hingga sedikitnya Rp 4 triliun, pilpres satu putaran diyakini akan membuat presiden terpilih mempunyai waktu cukup membentuk pemerintahan dan bekerja cepat menghadapi aneka tantangan lokal dan global.

Untuk menyukseskan pilpres satu putaran, Lembaga Survei Demokrasi (LSD) pimpinan Denny JA tak segan-segan memasang iklan besar-besaran di media massa. Dengan mengatasnamakan diri sebagai Ketua Umum Gerakan Nasional "Setuju Satu Putaran Saja", Denny JA menyatakan, pilpres satu putaran akan membuat penghematan besar di tengah krisis ekonomi dunia saat ini. Selain itu, pihak yang bersaing dapat bersatu kembali secara lebih cepat dan pemerintah juga akan lebih cepat fokus kembali mengatasi problem bangsa.

Denny tak lupa mengampanyekan hasil Lingkaran Survei Indonesia bahwa pasangan SBY- Boediono, potensial menang satu putaran. Pasangan ini, katanya, juga didukung oleh koalisi partai yang menguasai mayoritas kursi DPR 2009-2014. Pemerintah akan kuat. Pertumbuhan ekonomi, dalam situasi sekarang, sangat membutuhkan pemerintahan yang kuat.


Bebas Intimidasi

Mengomentari hal itu, pengamat politik UGM Ari Dwipayana mengatakan, gerakan pilpres satu putaran jangan didorong dengan logika efisiensi. Sebab, itu akan mereduksi aspirasi rakyat.

Ia menilai, penggiringan rakyat memilih satu putaran dengan mengatasnamakan efisiensi jelas tidak fair. Sebab dalam konstitusi dibuka ruang dan peluang dua putaran. "Cara berpikir ini yang sekarang perlu dibangun dan ditegakkan. Ini konsekuensi dari UU. Kalau mau satu putaran saja, kenapa tidak mengubah UU. Maka bisa dilihat sebagai paradoks logika, efisiensi, dan mereduksi aspirasi," paparnya.

Ari juga mengingatkan, tim sukses atau lembaga relawan jangan menyebarluaskan konstruksi tim sukses namun dikemas seolah-olah sebagai gerakan masyarakat. "Tujuan kampanye jangan hanya usaha memenangkan persaingan, tapi bagaimana menjadi bagian dari pendidikan politik. Secara substansi iklan yang menggiring satu putaran dengan logika efisiensi, justru bukanlah demokrasi yang sesungguhnya," imbuhnya.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate Sukardi Rinakit mensinyalir munculnya wacana keinginan pilpres satu putaran pasangan SBY-Boediono membuka sejumlah alasan. Menurutnya, alasan yang masuk akal adalah karena harga minyak dunia cenderung naik. Diperkirakan paling telat awal September, SBY harus menaikkan harga BBM.

Akibatnya popularitas SBY bisa merosot. "Itu yang mereka khawatirkan. Tapi mereka memakai alasan efisiensi sebagai tameng. Oleh sebab itu untuk mencegah kekuasaan menjadi arogan, mari dukung pilpres dua putaran," kata Sukardi.


Sulit Satu Putaran

Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima), Ray Rangkuti berpendapat, Pilpres 2009 sulit dilalui dalam satu putaran. "Secara konstitusi, pemenang pilpres tidak hanya ditentukan oleh persentase perolehan suara, tapi juga tingkat sebaran pemilih per daerah. Ini yang sulit diraih dalam satu putaran," ujarnya.

Apalagi, lanjutnya, pamor SBY belakangan menurun. strategi kampanye SBY cenderung mengulang Pilpres 2004, yakni masih menjual figur. Sementara pasangan capres-cawapres lainnya, lebih fokus mengungkap visi-misi.

Ray menambahkan, gerakan pilpres satu putaran patut dikritisi. Alasan efisiensi anggaran, juga harus dipertanyakan. "Jangan sampai alasan efiesnsi anggaran, membuat kita mengabaikan sisi demokrasi yang berlangsung dalam pilpres. Untuk apa efisiensi anggaran, kalau pilpres mencederai konstitusi?" tandasnya.

Tim sukses JK-Wiranto menilai pernyataan pilpres dua putaran akan menghamburkan uang negara adalah hal yang naif. "Pembangunan demokrasi, tidak bisa diukur dengan uang. Kalau mau irit, tidak perlu ada pemilu. Pernyataan itu naif dan tidak mendidik," ujar anggota dewan pengarah tim sukses JK-Wiranto, Yus Usman Sumanegara kepada SP, Selasa.

Ia mengatakan, realitasi politik tidak memungkinkan satu putaran karena elektabilitas dan popularitas SBY cenderung menurun, sementara JK dan Mega cenderung naik. "Jangan sampai ada pihak yang menginginkan satu putaran, tapi menghalalkan segala cara," tukasnya.

Senada dengannya, jubir tim sukses JK-Wiranto, Indra J Piliang menilai, gerakan satu putaran Denny JA merupakan fiksi belaka. Menurutnya, pilpres satu putaran akan lebih banyak nilai minusnya ketimbang plusnya. Minusnya, antara lain, masyarakat tidak akan mengenal secara detail capres-cawapresnya dan masyarakat akan sulit melihat perdebatan yang bermutu, karena sampai sejauh ini hanya saling serang saja yang menonjol.

Selain itu, tambahnya, pilpres satu putaran akan menyebabkan fraksionalitas politik atau ketidakseimbangan politik selama lima tahun ke depan. Sedangkan, nilai plusnya, pemerintah yang terpilih akan lebih konsentrasi untuk menyiapkan kabinet dan konsentrasi masyarakat akan terarah kepada kinerja pemerintah tersebut.

"Namun, kalau untuk menghemat uang bahkan sampai bertriliun-triliunan, saya rasa tidak begitu. Sebab demokrasi itu tidak ternilai harganya," papar Indra.

Sekretaris I tim sukses Megawati-Prabowo, Hasto Kristiyanto menambahkan, kampanye pilpres satu putaran menunjukkan arogansi kekuasaan yang mengerdilkan hak rakyat untuk memilih.

"Lebih baik pemerintahan SBY fokus di dalam menjaga pemilu bersih dan jurdil dengan memastikan setiap warga negara yang punya hak pilih dapat menggunakan hak pilihnya. Daripada memaksakan setting pemilu satu putaran," tandasnya.

Agresivitas kampanye pemilu satu putaran, lanjut Hasto, harus diwaspadai sebagai bekerjanya "operasi senyap" untuk mempengaruhi persepsi rakyat terhadap pasangan tertentu. "Ini pemaksaan demokrasi," tegasnya. [LOV/M-16/R-15/J-9]

Tidak ada komentar: