Rabu, 17 Juni 2009

KPU Jagan Diintervensi

SURABAYA POST

KPU Jagan Diintervensi
Kamis, 11 Juni 2009 | 13:26 WIB


JAKARTA-Ketiga pasangan calon presiden dan wakil presin berikarar untuk melaksanakan kampanye pemilihan presiden secara damai. Siapapun yang menang didukung, dan yang kalah diharapkan dengan legowo memberikan ucapan selamat kepada pemenang.

Dalam deklarasi kampanye damai yang digelar KPU di Gedung Bhirawa komplek Bidakara Jakarta, Rabu malam, pasangan Mega-Prabowo mengkritik KPU untuk bekerja lebih netral, dan pemerintah mulai dari pusat sampai daerah tidak mengintervensi penyelenggaraan pemilihan presiden.

Sukses pemilu, menurut Megawati tidak ditentukan oleh siapa yang menang dan kalah, tetapi apakah pemilu dilakukan secara adil dan jujur di bawah institusi yang benar-benar netral dan bebas dari intervensi kekuasaan.

“Rekayasa apa pun yang dilakukan oleh siapa pun dalam pelaksanaan Pilpres adalah perbuatan kriminal dengan mengingkari deklarasi pemilu damai yang dicanangkan oleh KPU,” tegasnya.

Tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada acara deklarasi damai tersebut mendapatkan kesempatan 20 menit di atas panggung untuk mementaskan satu pagelaran kesenian dan berorasi sesuai dengan nomor urut pasangan.

Di panggung yang sama, capres Susilo Bambang Yudhoyono dengan gayanya yang tetap terjaga formal mengajak para peserta Pilpres 2009 untuk selalu menjaga tali silaturahmi. "Para pemimpin harus bisa memberikan contoh kepada rakyat. Silaturahmi harus tetap jalan meski posisi kita dari periode ke periode berbeda," ujarnya.

Pada orasi berikutnya capres Jusuf Kalla dengan gaya yang santai dan tidak tertekan menegaskan siapapun yang terpilih dalam pemilu presiden 2009 maka ia adalah presiden bagi seluruh rakyat Indonesia yang harus didukung bersama.

“Pilpres artinya meminta keputusan dari rakyat siapa yang akan diberikan mandat untuk memimpin bangsa ke depan,” kata Kalla. "Saya merasa kami (JK-Wiranto) adalah yang terbaik. Tapi kalau kami tidak menang berarti ada yang lebih baik dan kami akan mendukungnya," kata Kalla yang disambut tepuk tangan meriah.

Kalla mengharapkan pilpres bisa berlangsung dengan penuh perdamaian. Dan untuk itu pilpres harus dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan yang ada.

Kalla mengingatkan agar semua pihak, seperti KPU dan aparat keamanan bisa bersikap netral. Khusus untuk media masa, Kalla meminta bisa menjaga sikap independennya.

Menurut Kalla, pilpres mendatang harus berlangsung dengan sempurna karena dengan itu akan terbentuk pemerintahan yang baik, yang dipercaya masyarakat dan kuat.

"Pemerintah yang dibentuk dengan kekurang-adilan akan tidak kuat dan kurang dipercaya rakyat," kata Kalla yang disambut tepuk tangan.

Jusuf Kalla tiba-tiba menyampaikan pantun di ujung orasinya. "Bunga seikat hati tertarik, lebih cepat lebih baik." Pantun pria asal Sulawesi Selatan ini memang lucu dan tentu saja spontan. JK sumringah ketika ditanya perihal pantunnya. Apakah sudah dipersiapkan sebelumnya?

"Tidak, langsung saya tulis saja di situ," tutur JK.

Ketika turun dari panggung, pasangan ini disambut jabat tangan dari pasangan saingannya, SBY dan Boediono. Prabowo juga menyempatkan diri menjabat tangan JK dan Wiranto. Sayangnya, Mega tidak sempat.

Menanggapi gaya para capres di panggung Deklarasi Kampanye Damai, Direktur Ekskutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai pendekatan formalitas yang dilakukan SBY akan merugikannya.

Secara keseluruhan, sepanjang kampanye yang ditampilkan SBY sebelumnya, menurut Ray Rangkuti, gaya formal yang ditunjukkan SBY bertolak belakang dengan kondisi pemuda Indonesia saat ini. Jadi kurang pas jika untuk membidik kaum muda.

“Indonesia saat ini menginginkan pemimpin yang apa adanya serta menjamin keterbukaan. Dengan gaya yang santun dan formal maka pemilih terutama kaum muda kurang bisa menerima,” kata Ray.

Ray membandingkan gaya SBY dengan gaya JK yang lebih santai dan terkesan lebih terbuka dan dinamis, sesuai dengan gaya orang-orang usia muda.

Menurut dia, pada pemilihan presiden 8 Juli mendatang pemuda sangat berperan dalam mensukseskan pesta demokrasi lima tahunan serta sukses tidaknya pasangan calon yang ikut dalam pemilihan. sam,ntr

Tidak ada komentar: