Minggu, 28 Juni 2009

Demokrat Bantah SBY Sombong

TRIBUN MANADO

Pemilu 2009


Demokrat Bantah SBY Sombong


Selasa, 23 Juni 2009 | 05:06 WIB

PADANG, TRIBUN - Partai Demokrat membantah statement Megawati Soekarnoputri bahwa calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pongah lantaran memasang target memenangkan pemilihan presiden dalam satu putaran.

Partai pengusung capres SBY-Boediono itu menilai statement Megawati tidak etis. "Saya heran kok bisa begitu. Berpolitik seharusnya beretika, tidak boleh saling serang," ujar anggota Tim Sukses SBY-Boediono, Syarif Hasan di sela kampanye SBY di Padang, Sumatera Barat, Minggu (21/6).

Menurut Syarif, sebagai calon presiden Megawati seharusnya memiliki dasar kuat sebelum mengeluarkan statement, terlebih dalam berkampanye. "Tidak seharusnya Ibu Mega megatakan Pak SBY sombong, atas dasar apa?" ujar Syarif.

Menurut Syarif, apa yang selalu disampaikan SBY dalam kampanyenya adalah benar adanya. Dia berharap tidak ada lagi isu miring tanpa dasar. "Semua yang disampaikan Pak SBY dalam berkampanye adalah fakta, kecuali kalau mengada-ada, saya tidak habis pikir," jelas Syarif.

Namun demikian, Syarif yakin sekali kalau SBY tidak akan menyerang balik pernyataan Megawati. "Pak SBY tidak akan membalas, kan sudah dijelaskan kemarin bahwa kesombongan itu penyakit yang harus dihilangkan," imbuhnya.
"Berpolitik yang sehatlah, bertarung yang fair," tegasnya.

Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga menyatakan bahwa pilpres satu putaran bukan sebuah kesombongan. Menurutnya, konstitusi sudah mengatur syarat pemenang adalah yang mendapatkan lebih dari 50 persen suara dan terdistribusi minimal 20 persen dukungan di separuh provinsi. "Melawan kehendak rakyat, jika sudah memutuskan satu putaran adalah melawan demokrasi. Yang justru tidak paham demokrasi adalah yang menolak 'Pilpres Satu Putaran'," katanya, di Jakarta, Senin (22/6).

Dalam kampanyenya di Garut, Jawa Barat, Minggu (21/6), capres PDIP-Gerindra Megawati Soekarnoputri menilai SBY lebih dari sombong. "Satu putaran selesai. Saya ingin lihat dia (SBY) yang mengatakan seperti itu (nanti). Itu kan pongah. Pongah itu lebih dari sombong," kata Mega saat silaturahim dengan beberapa organisasi masyarakat yang mendukung Mega-Prabowo.

Partai Demokrat juga merasa terganggu oleh hasil survei Puskaptis bahwa elektabilitas SBY- Boediono menurun menjadi 52,15 persen. Sementara elektabilitas Megawati-Prabowo 22,17 persen dan JK-Wiranto 17,20 persen. Karena berdasar survei LSI yang dibiayai Fox Indonesia (lembaga pencitraan SBY), elektabilitas SBY-Boediono mencapai 71 persen.

Menurut Anas, penyebab turunnya elektabilitas SBY-Boediono akibat serangan kampanye hitam (black campaign) yang digencarkan pihak kompetitor dalam Pilpres 2009. "Kampanye negatif tidak mengkhawatirkan. Kampanye hitam dan fitnah bisa jadi ada pengaruhnya," ujar Anas.

Kendati begitu, Anas menyatakan SBY-Boediono pasti memenangkan Pilpres 2009. "Kami yakin sepenuhnya bahwa rakyat lebih mempercayai SBY-Boediono untuk menjadi pemimpin Indonesia periode berikutnya," tegas dia.

Dalam kampanyenye di Padang, SBY mengungkapkan bahwa black campaign tidak akan mengubah total pandangan rakyat. "Terhadap black campaign dan berita-berita tidak berdasar, saya punya kiat bahwa itu tidak akan mengubah total pandangan orang," kata SBY dalam kampanye dialogis dengan masyarakat di Padang, Minggu malam.
Terus Meningkat

Dukungan terhadap pasangan capres-cawapres Jusuf Kalla (JK)-Wiranto semakin meningkat. JK optimistis jumlah pemilihnya akan terus bertambah. "Alhamdulillah, akan terus meningkat," ujar JK saat ditanya wartawan tentang hasil Survei Puskaptis yang menunjukkan tren kenaikan dukungan terhadap pasangan capres nomor urut 3 itu di atas pesawat Fokker 100 dari Semarang ke Jakarta, Minggu malam.

JK yakin jumlah pemilihnya akan melebihi prediksi-prediksi lembaga survei. "Saya kira akan lebih baik lagi," katanya sambil tersenyum. Mantan Menkokesra ini pun berjanji akan terus berusaha untuk mengangkat tingkat keterpilihannya. "Ya, kami akan berusaha," ujar JK.

Sementara itu, Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti mengkritik iklan layanan masyarakat dari Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadarma Ali tentang koperasi yang disiarkan berkali-kali oleh berbagai stasiun televisi belakangan ini.

Rangkuti menilai iklan tersebut adalah pelanggaran kampanye karena Suryadarma mengucapkan kata "Lanjutkan" yang merupakan slogan pasangan SBY-Boediono. "Iklan itu jelas menguntungkan capres SBY. Padahal dana iklannya berasal dari uang negara," kata Rangkuti, kemarin.

Rangkuti menambahkan, sebenarnya banyak sekali pelanggaran yang dilakukan capres incumbent. Misalnya pidato dukungan yang dilakukan di Istana Kepresidenan. Padahal, kata Rangkuti, cara seperti itu menyalahi aturan, karena menggunakan fasilitas negara. "Tapi sayangnya KPU dan Bawaslu lebih suka ke luar negeri, sehingga pengawasan terhadap pelanggaran-pelanggaran tersebut menjadi kendor,"sesal dia.

Dalam Pasal 42 UU No 42/2008 disebutkan bahwa kampanye yang mengikutsertakan pejabat negara tidak menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatannya, kecuali fasilitas pengamanan, sesuai peraturan perundang-undangan dan menjalani cuti kampanye. Dalam Pasal 44, pejabat negara, pejabat struktural, dan pejabat fungsional dilarang mengadakan kegiatan yang mengarah pada keberpihakan terhadap salah satu calon.(ant/dtc)

Tidak ada komentar: