Minggu, 21 Juni 2009

KPU Upayakan Debat Lebih Menarik

SEPUTAR INDONESIA


KPU Upayakan Debat Lebih Menarik

Monday, 22 June 2009


JAKARTA (SI) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengupayakan debat calon wakil presiden (cawapres) pada Selasa (23/6) besok akan lebih menarik dibandingkan debat calon presiden (capres) bagian pertama.


KPU akan membahas format debat agar lebih menarik dengan tim sukses capres hari ini. Pembahasan tersebut dilakukan karena debat pertama pada Kamis, 18 Juni lalu, dianggap belum menunjukkan perbedaan visi misi dan program dari setiap calon. Salah satu hal yang akan dibahas adalah penggalian pertanyaan dari moderator agar kemudian ada perbedaan visi dan misi capres atau cawapres.“Kita akan rancang debat supaya bisa berjalan lebih menarik,” kata anggota KPU Endang Sulastri di sela-sela simulasi pilpres di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Cilincing Jakarta Utara kemarin.

Mengenai debat bagian pertama, Endang menegaskan, secara keseluruhan moderator sudah menjalankan tugasnya dengan baik seperti tidak menyimpulkan jalannya debat. Berdasarkan jadwal, debat selanjutnya akan berlangsung Selasa (23/6). Kali ini, giliran para cawapres yang maju memaparkan visi misi dan programnya. Debat akan mengambil tema pembangunan jati diri bangsa yang dimoderatori Rektor UIN Syarif Hidayatullah Komaruddin Hidayat. Debat capres bagian pertama lalu dikritik banyak pihak. Tiap capres terlihat saling mendukung sehingga tidak tampak ada perbedaan pandangan.

Di tempat terpisah, Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menyarankan agar format diubah sehingga bisa terjadi perdebatan yang sesungguhnya.Menurut dia,ketiga capres maupun cawapres seharusnya diberi kesempatan yang luas untuk saling mengonfirmasi, menegasi, menyodorkan antitesis, memberi wacana perbedaan, dan tentu juga eksplorasi. Ray mengatakan debat sebagaimana tradisi yang telah berkembang sejak zaman Socrates di Yunani Kuno sejatinya justru adalah membenturkan ide dengan ide lain. Tujuannya untuk mengungkap kebenaran di antara ide yang berseliweran.

“Debat calon presiden yang lalu lebih tepat disebut sebagai kampanye monolog daripada debat. Tiga pasangan capres hanya disodori berbagai pertanyaan untuk kemudian diberi kesempatan menjawab selama dua menit,” paparnya. Ray mengatakan seharusnya para capres yang lebih banyak bertindak di forum debat. Sementara moderator cukup menjadi pemancing isu untuk kemudian membiarkan para capres membincangkan isu tersebut dari sudut pandang masing-masing.

“Jika dibutuhkan kedalaman, moderator dapat menukikkan persoalan dengan membuat pertanyaan lanjutan,” ujarnya. Wakil Ketua DPD Irman Gusman juga berharap agar debat capres bisa menghadirkan perbedaan. “Berdebat berarti saling berbeda pandangan, saling mempertahankan argumen,”ujarnya. Pada sisi lain, tim sukses Jusuf Kalla-Wiranto meminta format debat capres untuk tahap kedua diubah dengan memasukkan agenda tanya jawab antarkandidat.

Menurut salah satu juru bicara tim sukses mereka, Indra J Pilliang, tanya jawab antarcapres merupakan hal penting agar rakyat bisa mengetahui sejauh mana kemampuan tiap calon yang akan dipilih.“Kami usulkan ada perdebatan antarcapres,saling bertanya satu sama lain, jangan seperti yang kemarin,” ujar Indra di Jakarta kemarin. Sementara itu kubu Mega- Prabowo tidak melihat ada sesuatu yang harus diubah. Bahkan tim Mega-Prabowo menyikapi keberhasilan Mega dalam debat tahap pertama lalu. “Kalau untuk debat kami akan mengikuti aturan yang ada.

Kalau yang kita lihat dari debat,Kamis 18 Juni 2009,yang menang adalah kubu Megawati karena satu-satunya yang membicarakan kesejahteraan rakyat hanya Ibu Mega,” kata sekretaris tim kampanye nasional pasangan Mega-Prabowo,Fadli Zon,di Jakarta kemarin. Sekretaris Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono Marzuki Alie mengatakan, proses debat capres yang sudah dilaksanakan KPU sudah baik.

Secara substansial Marzuki mengingatkan bahwa debat yang ada di Indonesia tidak dapat disamakan dengan di Amerika Serikat. (kholil/dian widiyanarko/fahmi faisa)

Tidak ada komentar: