Selasa, 14 Juli 2009

KPU Dinilai Sangat Ceroboh

JPPN.COM

Selasa, 14 Juli 2009 , 19:20:00


KPU Dinilai Sangat Ceroboh


JAKARTA – Komite Pemilih Indonesia (TePI Indonesia) menilai Komisi Pemilihan Umum (KPU) sangat ceroboh dalam melibatkan pihak asing. Kerjasama dengan International Foundation of Electoral System (IFES), yang terlibat langsung dalam penghitungan suara pada pemilihan presiden (Pilpres) 8 Juli lalu sebagai bukti yang sangat nyata.

"Inilah kesalahan KPU, karena telah ceroboh menjalin kerjasama dengan IFES," kata Koordinator TePI Indonesia, Jeirry Sumampow saat dihubungi JPNN, Selasa (14/7).

Terlebih lagi, lanjut Jeirry, kewenangan yang diberikan kepada IFES oleh pihak KPU, begitu leluasa.

"Jangan mentang-mentang karena dibiayai semua oleh IFES, kemudian KPU seenaknya memberikan keleluasaan kepada IFES untuk menyampaikan data dalam proses penghitungan suara pada pilpres ini," ungkapnya.

Padahal, hasil yang telah dikeluarkan oleh IFES masih sangat minim dan tidak begitu maksimal. Mestinya menurut Jeirry, data yang dikeluarkan oleh IFES itu harus betul-betul dijaga oleh KPU.

"Atau jangan-jangan ada praktik suap yang telah dilakukan IFES kepada KPU, sehingga bisa diberikan akses yang begitu luas," ujarnya.

Karenanya, dia meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk memproses KPU dan pihak IFES, bila perlu jika nanti ditemukan adanya tindak pidana pemilu (tipilu), maka persoalan ini harus diserahkan ke pihak kepolisian untuk dilakukan penyelidikan dan penyidikan.

Hal senada juga dilontarkan Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti. Dia menilai, keterlibatan langsung IFES dalam proses penghitungan suara secara elektronik pada pilpres ini, dianggapnya KPU sudah terlalu jauh mengambil tindakan.

"Saya juga pertanyakan kenapa KPU berani menjalin kerjasama dengan pihak lembaga asing dalam hal ini IFES," kata Ray Rangkuti saat dihubungi JPNN via ponsel, Selasa (14/7).

Karenanya, dia meminta kepada KPU untuk segera menjelaskan kepada publik atas persoalan ini. Begitupula dengan IFES, harus segera dibekukan dari tanah air. "Karena saya melihat dalam pengungkapan fakta sudah tidak jujur lagi kepada publik," ungkapnya.(sid/JPNN)

Tidak ada komentar: