Jumat, 05 Juni 2009

Figur Kandidat Pilpres Ditanggapi Beragam

RADAR BANTEN

Figur Kandidat Pilpres Ditanggapi Beragam
By redaksi
Selasa, 19-Mei-2009, 08:04:17 20 clicks Send this story to a friend Printable Version

TANGERANG - Pemilihan Presiden (Pilpres) yang memunculkan tiga pasang kandidat ditanggapi beragam warga di Tangerang.



Andri (30) warga Jalan Karyawan, Kelurahan Sukarasi, Kecamatan Tangerang, meyakinkan bahwa dirinya memilih untuk Golput pada Pilpres mendatang. Pria yang kesehariannya berprofesi sebagai tukang parkir di depan kantor Pengadilan Negeri Tangerang ini merasa tidak melihat perubahan yang signifikan dalam kehidupan keluarganya meskipun sudah berkali-kali mengikuti rutinitas Pilpres.

“Mendingan Golputlah. Saya Pemilu Legislatif juga Golput, karena tidak mendapatkan kartu pemilih,” kata Andri. Ia malah mengaku lebih menikmati kesejahteraan hidup di era Presiden ke II, (alm) Soeharto.

Namun, meski menyatakan tidak akan memilih, Andri mengaku tetap mendukung langkah pasangan Jusuf Kalla - Wiranto untuk tampil menjadi presiden dan wakil presiden. Alasannya, JK - Win dianggap pasangan yang didukung Golkar, yang menurutnya partai politik yang identik dengan (alm) Soeharto.

“Saya mendingan era Soeharto. Hidup lebih enak. Saya dukung Golkar dan pasangannya. Tapi kalau nyoblos (contreng-red), sepertinya saya tidak ingin,” kata Andri yang perharinya hanya berpenghasilan sebesar Rp 30 ribu dari kegiatannya menjadi tukang parkir.

Pernyataan serupa dilontarkan Yusuf (39), yang kesehariannya berjualan di Jalan Nyimas Melati, Kota Tangerang. Dia juga mengaku tidak terlalu kenal dengan salah satu calon wakil presiden, Boediono. “Kalau nama SBY, Mega, Wiranto sama Prabowo saya sering dengar. Tapi kalau Boediono kayaknya ngga terlalu sering,” ujar Yusuf.

Lelaki kelahiran Kuningan yang tinggal di warung asongannya ini mengungkapkan kondisi ekonomi saat ini belum sesuai harapan.

“Kalau pembagian BLT memang di jaman SBY. Tapi, itu juga kan belum cukup. Saya nanti sajalah menentukan pilihan,” kata Yusuf.

Apatisme masyarakat Indonesia menjelang Pilpres, menurut Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti, terkait erat dengan aspek politis yang tidak terpenuhi oleh pasangan calon yang akan tampil.

Tiga pasangan calon presiden, Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono, Megawati - Prabowo dan Jusuf Kalla - Wiranto, kata Ray Rangkuti, di mata masyarakat bukan menjadi pilihan yang apik. “Golput tidak hanya karena masalah teknis ditataran penyelenggara Pemilu, tapi juga aspek politis yang ada di masyarakat, karena tidak ada calon yang dianggap layak,” urai Ray Rangkuti melalui telepon.

Pilihan Golput masyarakat dalam Pilpres menurut Ray Rangkuti sangat beralasan. Pemilih di Indonesia merupakan pemilih cerdas yang pastinya akan menimbang, sebelum memberikan hak suara kepada pasangan calon yang tampil. “Inilah yang harus jadi perhatian kandidat. Bukti konkret harus direalisasikan dan bukan hanya sekadar janji manis. Karena masyarakat Indonesia sudah cerdas. Keengganan masyarakat untuk memperbaiki DPS bukan sekadar masalah teknis, tapi keengganan itu datang akibat kejenuhan atas kondisi politik di Indonesia,” kata Ray.(cr-5)

Tidak ada komentar: