Kamis, 26 Maret 2009

Hati-hati! PKB, PAN, PKS Tumbal SBY



Politik

26/03/2009 - 20:13

Hati-hati! PKB, PAN, PKS Tumbal SBY

Abdullah Mubarok

Ray Rangkuti

(inilah.com/ Raya Abdullah)INILAH.COM, Jakarta - Meski sudah melakukan pertemuan, partai Islam disarankan jangan terlalu cepat 'menjual diri' ke SBY. Jika hasil suara pemilu legislatif kurang baik, partai Islam yang sudah menyatakan kecenderungannya mendukung SBY, bisa didepak.


"Pertemuan itu yang diuntungkan SBY. Partai Islam itu (PKB, PAN, dan PKS) bisa menjadi tumbal," kata Direktur Eksekutif Lima Ray Rangkuti kepada INILAH.COM, Jakarta, Kamis (26/3).


Seperti diketahui, Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminudin sering bertemu dengan SBY setiap bulan sekali. Hal ini mengindikasikan PKS cenderung akan berkoalisi kembali dengan PD. Selain itu, Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir ternyata telah bertemu dengan SBY kemarin di kediaman SBY di Puri Cikeas, Bogor (25/3). Konsolidasi dengan PAN dilanjutkan dengan rencana PD mengundang Ketua Dewan Pembina PAN Amien Rais.


Partai Islam lainnya yakni PKB. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar bersama Sekjen PKB Lukman Edy sudah bertemu dengan SBY pagi ini (26/3). Pertemuan ini berlangsung sekitar 1 jam di kediaman SBY ini dianggap PKB sebagai 'pemanasan' koalisi.


Pertemuan yang sudah terjadi, dianggap Ray, sebagai upaya konsolidasi. PD memang membutuhkan dukungan partai menengah agar bisa memenuhi syarat pengajuan capres 20% suara sah nasional dan 25% suara kursi. Di samping itu, partai bernomor urut 31 perlu membentuk koalisi yang besar untuk bisa menandingi koalisi Partai Golkar-PDIP jika benar-benar terwujud.


"SBY hebat memblok partai-partai tersebut ke arahnya," imbuhnya.


Melihat peluang dengan SBY lebih besar, ujar Ray, 3 partai Islam tersebut mengincar posisi sebagai pendamping SBY. Keinginan tersebut memang diimpikan. Impian tersebut bisa kandar ketika suara pemilu legislatif jeblok. "Jangan terlalu ge er. SBY kan tidak memberikan konsensi, akan memilih siapa pendampingnya. Dan untuk beralih koalisi cukup sulit, karena di lihat partai lain terlalu 'geer' sebelumnya," pungkasnya. [bar/dil]

Tidak ada komentar: