Minggu, 15 Maret 2009

LSM Ragukan Kinerja KPU dan Panwaslu

REPUBLIKA NEWSROOM

LSM Ragukan Kinerja KPU dan Panwaslu

By Republika Newsroom

Minggu, 15 Maret 2009 pukul 17:38:00 Font Size A A A

Facebook JAKARTA-Sejumlah LSM memprediksi kecilnya kemungkinan terjadi kerusuhan saat kampanye terbuka terjadi. Namun, mereka menegaskan potensi kerusuhan tetap bisa terjadi, jika kinerja Panwaslu dan KPU dalam pesta dekomkrasi tahun 2009 ini tidak maksimal.

Direktur Utama LSM Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, mengatakan pemilu 2009 ini memiliki potensi kerUsuhan yang tidak begitu besar. Pasalnya sebagian besar parpol telah banyak menghabiskan dana kampanye sebelum kampanye terbuka terjadi. "Sejujurnya saya tidak melihat itu terjadi. Saya ragu parpol bisa kampanye besar-besaran, karena mereka telah kehabisan uang," ujarnya kepada Republika, Ahad (15/3).

Selain itu, imbuh Ray, parpol lebih banyak memanfaatkan media campaign dibandingkan pertemuan terbuka yang besar-besaran. "Saat ini perilaku kampanye telah berubah, parpol lebih banyak menggunakan media campaign dibandingkan bloking massa. Minat untuk kampanye terbuka sudah rendah. Jadi potensi kerusuhan berkurang," ungkapnya.

Namun, lanjut Ray, kerusuhan bisa terjadi apabila dua pemegang kendali pemilu, KPU dan Panwaslu, tidak bisa bertindak tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan parpol selama masa kampanye. "Saya melihat gelagat tidak adanya kemampuan menangani masalah pelanggaran. Mereka tidak tegas dalam memberikan sanksi. Dan hal itulah yang akan memicu kerusuhan," tandasnya.

Ray menambahkan tidak tegasnya KPU dan Panwaslu akan berdampak terhadap pengamanan yang akan dilakukan oleh pihak Polri. Pasalnya, Polri tidak akan sungkan melakukan tindakan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh parpol. "Secara normatif polri akan mampu melakukan pengamanan, misalnya masalah lalu lintas. Tapi saya khawatir jika KPU dan Panwaslu membiarkan pelanggaran terhadap kampanye, jadi semua tergantung KPU dan Panwaslu," tegasnya.

Sementara itu, Ketua Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Topo Santoso, mengharapkan kemungkinan terjadinya kerusuhan berkurang. Menurutnya, sebagian besar energi parpol telah habis sebelum kampanye terbuka, seperti pemasangan atribut, pertemuan terbatas, maupun iklan. "Mestinya kerusuhan akan berkurang karena sudah kampanye telah terjadi berminggu-minggu. Jadi seluruh energi mereka telah terkuras," paparnya.

Namun, lanjut Toto, karena banyaknya partai yang ikut pemilu sedangkan jadwal kampanye terbuka sangat terbatas, kemungkinan akan terjadi gesekan massa. "Parpol kemungkinan melakukan kampanye besar-besaran, karena mereka ingin menunjukkan eksistensi parpol dengan kekuatan massa. Inilah yang perlu diantisipasi oleh semua pihak," tuturnya.

Toto berharap untuk mengantisipasi terjadinya kerusuhan pihak Polri mampu mengendalikan situasi karena sudah terbiasa dengan pesta demokrasi di sejumlah daerah.

Toto juga mengatakan pengawasan terhadap pelanggaran parpol tidak harus dibebankan sepenuhnya kepada Panwaslu. Menurutnya masyarakat juga bisa membantu panwaslu untuk mengawasi tindak tanduk parpol. "Jika ada yang melanggar segera laporkan. Karena jumlah personil panwaslu terbatas, sedangkan jumlah daerah luas dan lokasi kampanye banyak. Jadi tanggun jawab tidak bisa ditumpukkan pada panwaslu," tandasnya.she/kpo

Tidak ada komentar: