Selasa, 17 Maret 2009

Pengamat: Capres JK Cuma Untuk Mengecoh

JAKARTA PRESS

Pengamat: Capres JK Cuma Untuk Mengecoh

lokasi: Home / Berita / Pilpres / [sumber: Jakartapress.com]

Minggu, 22/02/2009 | 20:18 WIB




Jakarta – Masyarakat diminta jangan terburu percaya dulu bahwa Jusuf Kalla (JK) benar-benar akan dicalonkan Partai Golkar sebagai calon presiden (capres) dalam Pilpres 2009 mendatang. Sebab, ada dugaan bahwa JK hanyalah untuk mengecoh (menyiasati) saja guna menjawab sementara desakan agar Golkar mengusung capres dari kader partai sendiri. Namun, finisnya nanti Golkar akan memunculkan memunculkan nama lain yang kiini sedang disimpan oleh DPP Partai Golkar.



Demikian pengamatan Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (22/2). Ia memperkirakan, Partai Golkar tidak akan mengusung JK sebagai capres, karena partai berlambang pohon beringin ini diduga sudah menyimpan satu nama lain yang akan dipilih. Untuk itu, Ray menilai, pernyataan JK yang siap maju sebagai capres hanya sebagai guyonan yang dilontarkan menjelang Pemilu 2009.

"Kalau menurut saya Kalla tidak serius maju capres, karena dari berbagai jajak pendapat nama Kalla tidak pernah muncul dalam lima besar survei presiden dan wapres," ungkap Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia. Sebelumnya, Kalla menyatakan siap menjadi capres karena merupakan usulan dari bawah, yakni DPD Golkar se-Indonesia.

Meski demikian, menurut Ray Rangkuti, JK berpeluang masuk lima besar hasil survei pasangan capres dan cawapres jika disandingkan dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Senada pula, pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens memprediksi peluang JK bisa terpilih menjadi presiden nanti adalah sangat kecil. "Ini kan belum final. JK baru menyatakan bersedia," tandas Boni Hargens.



Ia melihat faksi-faksi lain di tubuh Partai Golkar yang kemungkinan akan menyingkirkan JK untuk jadi capres Golkar dalam Rapimnas khusus yang dilaksanakan usai Pemilu legislative 9 April 2009. Bahkan, menurut Boni, saat ini ada indikasi Akbar Tandjung mulai merapat ke faksi Sultan. "Padahal, Sultan sampai saat ini masih mendapat dukungan terbesar dari DPD dan masyarakat, menurut hasil survei. Jadi, peluang JK kecil terpilih apabila proses Rapimnas berlangsung secara demokratis," ungkap pengamat UI. (ARI)

Tidak ada komentar: